Pemain Tolak Wacana Kelanjutan La Liga Digelar Tertutup

Saat ini berkembang wacana untuk menggelar pertandingan tertutup untuk sejumlah kompetisi yang tengah terhenti akibat pandemi Corona atau Covid-19. Salah satunya adalah La Liga Spanyol.

Namun demikian wacana tersebut sepertinya sulit terealisasi. Di satu sisi wabah Corona masih saja berlangsung dan sulit diketahui kapan kompetisi itu akan benar-benar berhenti. Kedua, ada penolakan dari para pemain terhadap wacana tersebut.

Para pemain yang tergabung di Asosiasi Pemain Sepakbola Spanyol (AFE) sudah menyatakan sikap terkait wacana tersebut. Sikap itu diambil dalam rapat melalui teleconference yang dihadiri oleh kapten dari 42 tim yang berlaga di dua divisi teratsa Liga Spanyol pada Selasa, 21 April 2020 waktu setempat.

Dalam keterangannya, AFE mengatakan saat ini banyak pihak masih mengutamakan kesehatan dan keselamatan para pemain di atas segalanya.

“Kesehatan para pemain adalah hal yang masih diperdebatkan. Namun untuk saat ini, hal tersebut tak bisa diganggu gugat,” beber AFE.

Lebih lanjut pihak AFE mengatakan pihak otoritas sepak bola Spanyol tentu sedang bernegosiasi dengan pemerintah Spanyol dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan Dewan Olahraga untuk mendapatkan persetujuan agar kompetisi tersebut bisa dilanjutkan kembali

“Kami yakin mereka akan berupaya mendapat persetujuan dari Kementrian Kesehatan dan Dewan Olahraga Spanyol agar kegiatan olahraga bisa kembali digulirkan. Kami para pemain paham bahwa perkataan mereka selalu harus didengar setiap saat,” sambungnya.

Namun demikian pihak AFE mengatakan tak segan menentang setiap keputusan yang dianggap merugikan, termasuk bila ingin digelar secara tertutup.

“Namun, mengenai kamp latihan jika perlu kami harus terus bertentangan dengan mereka,” tegas AFE.

Sejauh ini belum diketahui terkait kapan La Liga akan bergulir lagi. Sementara itu Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora, berharap kompetisi sepak bola di negara itu bisa bergulir dalam beberapa waktu ke depan. Namun demikian sang menteri mengatakan hal ini ditentukan oleh perkembangan status kesehatan masyarakat dalam beberapa waktu ke depan.

“Beberapa minggu ke depan akan sangat penting untuk memahami evolusi situasi perawatan kesehatan, dan bagaimana, jika, dan kapan kami bisa kembali bermain olahraga di semua level,” beber Spadafor.

Lebih lanjut sang menteri mengatakan ia berharap latihan para pemain Serie A bisa terjadi tak lama setelah masa karantina berakhir. Ia mengharapkan jadwal tersebut tidak berubah dan tetap menjadi patokan bagi para pemain untuk mulai bersiap menjalani latihan, termasuk bila itu hanya terjadi secara tertutup.

Malcom Bongkar Hal Aneh dalam Latihan Barcelona

Nama besar Barcelona sebagai salah satu klub elit tak diragukan lagi. Ya, klub asal Catalonia itu adalah salah satu klub terbaik di dunia. Ternyata di balik nama besar tersebut ada hal yang sulit dimengerti.

Hal ini seperti dialami oleh mantan pemain Barcelona, Malcom. Pemain yang kini bermain untuk Zenit St Petersburg itu tak habis pikir dengan porsi latihan mantan klub tersebut. Menurutnya waktu latihan di klub tersebut terlalu singkat. Durasi 40 hingga 50 menit dianggap terlalu pendek.

Menurutnya situasi tersebut berbeda dengan yang dialaminya saat ini di Rusia. Porsi latihan di Zenit saat ini dua kali lebih banyak dari Barcelona.

“Para pemain di Barcelona tidak cukup sering berlatih. Di Zenit, kami sekarang melakukan dua kali sesi latihan,” beber Malcom.

Lebih lanjut Malcom mengatakan situasi ini memberikan dampak buruk padanya. Cedera yang diaami tak lepas dari porsi latihan yang lebih banyak ketimbang saat masih berseragam Barcelona.

“Kenyataannya di sini kami berlatih lebih sering, itu sebabnya saya mengalami cedera! Di Barca, saya hanya punya 40-50 menit untuk berlatih,” tegasnya.

Saat ini klub-klub sepak bola sedang mengalami kevakuman akibat wabah corona. Hal ini tentu mempengaruhi psikis para pemain. Salah satunya seperti dialami Arturo Vidal. Pemain Barcelona ini harus menjalani latihan pribadi untuk menjaga tubuh tetap bugar.

“Saya bangun lebih pagi dan berlatih. Untuk itu, pekerjaan yang kami lakukan sangat penting bersama Juan Ramirez. Saya mempunyai gym, dengan beberapa alat kebugaran di rumah dan itu membantu untuk terus bekerja secara rutin,” beber Vidal.

Lebih lanjut mantan pemain Juventus dan Bayern Muenchen itu mengatakan dirinya sangat rindu untuk bermain. Tidak hanya itu ia juga kangen dengan suasana ruang ganti dan tak terkecuali dengan para pemain Barcelona lainnya.

“Saya rindu bermain. Bersama rekan-rekan setim, berbagi ruang ganti. Kami berhubungan dengan konstan dan klub memberi panduan, tapi itu tak sama dengan bekerja di lapangan. Saya merindukan itu,” sambungnya.

Pemain internasional Chile itu mengatakan situasi saat ini terlihat agak aneh. Selain terhentinya semua agenda pertandingan, tidak sedikit nyawa manusia melayang. Ribuan hingga puluhan ribu orang sudah menjadi korban dari virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China itu.

“Ini semua terasa begitu aneh. Berada di rumah sepanjang hari, menyaksikan orang meninggal di seluruh penjuru dunia, ini buruk sekali,” ungkapnya lagi.

Kane Diharapkan Tetap Bersama Spurs Hingga Dapat Trofi

Saat ini Harry Kane terus diterpa kabar terkait peluang kepindahannya ke klub lain. Sejak berseragam Tottenham Hotspur, pemain tersebut belum sekalipun merasakan gelar juara. Hal ini dinilai bisa mendatangkan frustrasi dalam diri pemain internasional Inggris.

Di tengah pendapat yang menyetujui dirinya hengkang ke klub lain untuk bisa merasakan gelar juara, ada pula pandangan sebaliknya. Ada yang memintanya tetap setia bersama The Lilywhites hingga mampu meraih gelar juara.

Sebagaimana dikatakan mantan pemain Liverpool, John Barnes, komentar Kane yang membuka peluang untuk hengkang dinilai menyedihkan. Barnes justru meminta Kane untuk tetap bertahan untuk membantu timnya hingga mampu meraih trofi.

“Agak menyedihkan ketika para pemain mengatakannya. Saya ingat Wayne Rooney mengatakannya juga tentang Manchester United, dan dia mendapat kontrak baru. Itu fenomena modern,” beber Barnes.

Lebih lanjut terkait pengalaman Rooney, Barnes mengaatakan komentar tersebut justru mendatangkan manfaat baginya dengan mendapat kontrak baru.

“Rooney adalah pemain pertama yang bicara tentang ambisi klub yang sesuai dengan ambisinya, dan Fergie [Sir Alex Ferguson] tidak terlalu senang, tetapi dia harus memberinya kontrak baru,” sambungnya.

Barnes mengatakan saat ini yang dituntut adalah komitmen dari setiap pemain untuk berjuang bersama klub. Bila tidak maka pemain tersebut diragukan untuk tetap bertahan dan mampu memberikan diri secara total untuk meraih prestasi.

“Tapi penggemar menerima hal itu sekarang, yang saya tidak suka. Penggemar harus memahami bahwa klub Anda adalah hal yang paling penting, dan untuk pemain yang tidak berkomitmen, tidak boleh berada di klub,” bebernya.

Untuk itu Barnes mengatakan Kane harus bertahan bersama Spurs. Selain itu sang pemain pun harus tegas mengatakan komitmennya untuk membantu klub tersebut meraih gelar juara.

“Apa yang dia harus katakan adalah ‘Saya akan menjadi pemain yang bertahan di Tottenham dan membantu mereka memenangkan banyak hal,” lanjutnya.

Dengan mengutip mantan pelatih Liverpool, Bill Shankly, Kane seharusnya mampu menunjukkan performa prima baik saat timnya berada di puncak maupun saat mengalami krisis.

“Seperti yang dikatakan Bill Shankly [eks manajer Liverpool], ‘Jika Anda tidak bisa bermain untuk kami saat kami kalah, jangan bermain untuk kami saat kami menang. Dan jika Anda seorang pemain, Anda adalah bagian dari alasan Anda tidak menang,” tegasnya.

Dalam beberapa musim terakhir Spurs selalu nyaris menjadi juara mulai dari Liga Champions hingga Liga Primer Inggris. Kini di tangan pelatih bertangan dingin, Jose Mourinho harapan untuk mengakhiri paceklik gelar semakin menguat.

Italia Lewati Puncak Pandemi Corona, Pemain Serie A Diprediksi Kembali Berlatih Bulan Depan

Saat ini Italia dikabarkan telah melewati puncak pandemi Corona atau Covid-19. Tentu ini menjadi kabar gembira bagi warga Italia. Tidak terkecuali bagi penggemar kometisi sepak bola Serie A.

Para pemain Serie a dikabarkan akan segera berlatih. Diperkirakan para pemain tersebut bisa berlatih lagi pada awal bulan depan.

Saat ini warga Italia masih mengalami karantina wilayah. Sebagaimana ketentuan sebelumnya, karantina itu akan berlangsung hingga 3 Mei 2020 nanti. Setelah masa karantina berakhir, para pemain Serie A diharapkan perlahan-lahan mulai berlatih.

Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora. Namun demikian sang menteri mengatakan hal ini ditentukan oleh perkembangan status kesehatan masyarakat dalam beberapa waktu ke depan.

“Beberapa minggu ke depan akan sangat penting untuk memahami evolusi situasi perawatan kesehatan, dan bagaimana, jika, dan kapan kami bisa kembali bermain olahraga di semua level,” beber Spadafor.

Lebih lanjut sang menteri mengatakan ia berharap latihan para pemain Serie A bisa terjadi tak lama setelah masa karantina berakhir. Ia mengharapkan jadwal tersebut tidak berubah dan tetap menjadi patokan bagi para pemain untuk mulai bersiap menjalani latihan, termasuk bila itu hanya terjadi secara tertutup.

“Kami berharap mengonfirmasi tanggal 4 Mei untuk kembali ke pelatihan sesegera mungkin. Saya berharap kami bisa tetap berpatokan pada tanggal itu, bahkan jika hanya untuk pelatihan di balik ruangan tertutup,” sambungnya.

Meski masa karantina wilayah semakin mendekati kesudahan, sang menteri mengatakan saat ini masyarakat Italia masih tetap waspada dan tetap mematuhi protocol yang ada. Kesehatan dan keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas.

“Pada saat ini, satu-satunya perhatian kami adalah kesehatan dan keselamatan masyarakat umum,” pungkasnya.

Italia merupakan salah satu negara yang paling terdampak wabah corona atau Covid-19. Jumlah penderita dan korban meninggal di negara tersebut menginjak angka ribuan. Situasi ini sampai-sampai membuat bek Inter Milan, Diego Godin angkat bicara.

Pemain asal Uruguay itu mengaku kesal dengan lambannya pemerintah menangani wabah tersebut. Selain karena kelalaian masyarakat yang meremehkan wabah tersebut, ia juga menyesali lambannya pemerintah menangani wabah tersebut.

“Itu bukan masalah besar pada awalnya. Semua orang mengira itu masalah di Cina dan tidak akan menyebar ke negara lain,” beber Godin.

Lebih lanjut mantan bek Atletico Madrid itu mengatakan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah Italia sangat lambat. Ia menyayangkan hal tersebut.

Terry Kenang Ancaman Mourinho Saat di Chelsea

Jose Mourinho merupakan salah satu pelatih hebat. Sosok tangan dingin ini sudah membuktikan diri dengan raihan berbagai gelar dengan sejumlah klub top Eropa. Salah satunya adalah Chelsea. Ternyata di balik banyak prestasi itu tersimpan sejumlah cerita terkait karakter mantan pelatih Real Madrid dan Manchester United itu.

Salah satunya seperti diceritakan oleh Jhon Terry.  Mantan kapten Chelsea itu mengatakan Mourinho pernah memarahinya bersama Gary Cahill pada suatu kesempatan latihan.

“Kami baru saja memenangi liga, dan baru memulai pramusim. Hari pertama, saya dan Gary Cahill beberapa kali kehilangan bola,” kenang Terry.

Lebih lanjut Terry mengatakan Mourinho kemudian tidak segan menghentikan sesi latihan. Tak segan pelatih tersebut kemudian menumpahkan kekecewaannya.

“Dia (Mourinho) lalu menghentikan sesi latihan. Asal kamu tahu, musim sebelumnya kami baru mendatangkan Cesc Fabregas, Diego Costa, dan beberapa pemain lainnya,” sambungnya.

Terry pun mengatakan Mourinho begitu marah dengan mereka berdua dan mengancam akan menggantikan tempat mereka dengan pemain baru.

“Kemudian dia berkata, ‘Hei kalian berdua, saya akan meminta klub 100 juta Paun untuk membeli dua bek baru jika kalian terus kehilangan bola’. Kami pun melihat satu sama lain dan berpikir, ‘Oh wow’,” kisahnya lagi.

Ternyata pengalaman ini memberikan banyak pesan kepadanya. Pengalaman itu kemudian terus diingatnya karena mengandung pesan mendalam. Saat itu, ia dan Cahill pun langsung terbakar semangatnya setelah mendapat omelan dari Mourinho.

“Jadi saya dan Gaz (Cahill), di hari pertama pramusim, langsung ‘menghabisi’ semua orang dalam latihan. Tempo latihan langsung naik, semua orang saling menjegal satu sama lain,” sambungnya.

Ternyata sikap tegas Mourinho saat itu memiliki alasan tersendiri. Hal ini sebagaimana diceritakan Terry lebih lanjut saat usai pertandingan sang pelatih mendatangi mereka dan memberikan nasihan lanjutan.

“Usai latihan, dia datang dan merangkul kami berdua, lalu bilang, ‘itulah sebabnya kalian berdua akan menjadi starter musim ini’. Dia benar-benar paham dengan pekerjaannya, berpikir empat langkah di bandingkan yang lainnya,” ungkapnya lagi.

Patut diakui Mourinho merupakan salah satu pelatih tersukses dalam sejarah Chelsea. Bersamanya klub bermarkas di Stamfrd Bridge itu sudah meraih banyak gelar bergengsi di antaranya tiga gelar Liga Primer Inggris, tiga gelar Piala Liga Inggris dan satu gelar Piala FA. Gelar-gelar tersebut diraihnya dalam kurun waktu 2004 hingga 2007 lalu 2013 hingga 2015.

Terry Senang Chelsea Andalkan Para Pemain Muda

Saat ini skuad Chelsea banyak diisi pemain muda. Tim besutan pelatih Frank Lampard ini banyak memberikan kesempatan kepada para pemain muda. Ternyata hal ini mendapat respon positif dari banyak pihak. Salah satunya datang dari mantan pemain Chelsea, John Terry.

Sosok yang pernah menjadi pemain sekaligus kapten The Blues itu mengatakan bahkan situasi yang terjadi di Chelsea saat ini sangat bagus. Pemain jebolan akademi Chelsea itu pun tak lupa memberikan pesan kepada para pemain muda agar memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Untuk bisa berkembang dan mendapat tempat utama mereka harus menyiapkan diri terutama soal mental.

“Pesan saya ke pemain muda Chelsea adalah siapkan mental. Ketika ada waktu untuk menunjukkan kemampuan, maka lakukanlah yang terbaik,” beber Terry.

Lebih lanjut mantan pemain timnas Inggris itu mengatakan soal mental adalah hal yang penting. Seorang pemain boleh saja memiliki kualitas individu dan skill mumpuni tetapi bila tidak diimbangi dengan mental yang kuat maka akan menjadi sia-sia. Tentang ini Terry memiliki contoh nyata.

“Dulu ada namanya Rob Wolleaston, pemain muda Chelsea dan rekan saya. Saat di latihan dia tampil bagus dan saya tahu kualitasnya. Namun saat manajer hendak memainkannya dari menit awal, dia malah jatuh sakit dan tidak bisa bertanding,” sambungnya.

Menurut Terry saat ini menjadi kesempatan emas bagi para pemain muda. Di tangan Lampard kesempatan itu terbuka lebar. Untuk itu ia meminta para pemain muda agar jangan membung kesempatan tersebut.

“Siapkan mental dan jangan sia-siakan kesempatan. Apalagi kini Frank Lampard (manajer Chelsea) begitu mempercayakan kepada anak-anak muda, maka kini saatnya untuk membuktikan diri,” tegasnya lagi.

Terry merupakan salah satu pemain kunci Chelsea pada masanya. Ia bahkan ikut andil menghadirkan sejumlah gelar kepada tim tersebut, di antaranya pada masa kepelatihan Jose Mourinho. Ia pun memiliki pengalaman tersendiri dengan manajer asal Portugal itu.

“Kami baru saja memenangi liga, dan baru memulai pramusim. Hari pertama, saya dan Gary Cahill beberapa kali kehilangan bola,” kenang Terry.

“Dia (Mourinho) lalu menghentikan sesi latihan. Asal kamu tahu, musim sebelumnya kami baru mendatangkan Cesc Fabregas, Diego Costa, dan beberapa pemain lainnya,” sambungnya.

Terry pun mengatakan Mourinho begitu marah dengan mereka berdua dan mengancam akan menggantikan tempat mereka dengan pemain baru.

“Kemudian dia berkata, ‘Hei kalian berdua, saya akan meminta klub 100 juta Paun untuk membeli dua bek baru jika kalian terus kehilangan bola’. Kami pun melihat satu sama lain dan berpikir, ‘Oh wow’,” tegasnya.

Umuh Muchtar Bersedia Jadi Sekjen PSSI, Tapi Bukan Karena Faktor Ini

Siapa sosok yang tepat untuk menggantikan Ratu Tisha sebagai Sekjen PSSI? Demikian pertanyaan yang mengemuka menyusul mundurnya Ratu Tisha dari jabatan tersebut.

Sejumlah nama pun berhembus untuk mengisi posisi tersebut. Salah satunya adalah Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Umuh Muchtar.

Tidak hanya mencuat sebagai salah satu kandidat, Umuh pun tegas mengatakan siap bersaing untuk menjadi Sekjen PSSi. Ia mengatakan dirinya siap bila dipercaya dan siap bersaing untuk menjalani semua seleksi.

“Saya siap saja, biar saja. Tapi semua transparan. Saya terus terang tidak akan berat ke mana saja,” beber Umuh.

Lebih lanjut ia menepis anggapan bahwa keinginannya untuk mengisi posisi tersebut karena memiliki kedekatan dengan ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan. Ia mengatakan dirinya sangat menjunjung profesionalisme.

“Nanti, ada anggapan ‘oh pantes Wa Umuh dekat dengan ini’ ya tidaklah. Saya Persib, tapi kalau bicara profesional hal yang diutamakan. Ini supaya saya tidak jadi bulan-bulanan orang juga,” bebernya.

Sebelumnya Ratu Tisha memilih mundur dari jabatan Sekretaris Jenderal PSSI pada Senin, 13 April 2020. Melalui surat yang dikirimkan kepada PSSI, Tisha tak membeberkan alasan jelas terkait keputusan tersebut.

Pengunduran diri Tisha pun menuai banyak komentar. Ketua Umum PSSI mengatakan dirinya menghargai keputusan Tisha. Ia pun mengucapkan terima kasih mewakili PSSI kepada Tisha atas pengabdiannya selama ini.

“Saya menghargai keputusan dari saudari Ratu Tisha. PSSI mengucapkan terima kasih kepada Ratu Tisha atas pengabdiannya sebagai Sekjen,” beber Iwan Bule.

Kabar mundurnya Tisha sebenarnya sudah berhembus sebelumnya. Ternyata desas-desus tersebut menjadi nyata.

Dalam keterangannya setelah pengunduran diri itu, Tisha mengatakan dirinya sudah ikut melakukan sejumlah hal untuk sepak bola Indonesia.

“Bersama-sama kita telah memeriahkan kursus kepelatihan dan perwasitan di berbagai provinsi, memutar rantai Amatir dan Elit Usia Muda, membangun kerjasama dengan federasi kelas dunia,” ungkap Tisha memberi contoh.

Selain itu ia juga menyebut keterpilihan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 sebagai salah satu bagian dari kontribusinya.

“Lalu menghidupkan lini usaha kreatif, mengibarkan kembali sepakbola putri, dan puncaknya adalah terpilihnya Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20,” sambungnya.

Ia mengatakan bahwa kecintaannya pada dunia sepak bola tak akan memudar.

“Hati saya, kalau dibelah, isinya hanya sepakbola. I have loved you for a thousand years, and I will love you for a thousand more. Because we love football,” pungkasnya.

Nasib Kompetisi Eropa Ditentukan Pekan Ini

Apakan Liga Champions dan Liga Europa musim ini bakal berlanjut lagi? Atau sebaliknya, kompetisi-kompetisi itu akan dihentikan?

Publik masih bertanya-tanya terkait kelanjutan dua kompetisi bergengsi di benua biru itu. Pihak Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) pun belum mengambil keputusan.

Pihak UEFA mengklaim baru akan mengambil keputusan terkait nasib dua kompetisi itu saat rapat pada akhir April ini. Rapat ini akan diikuti oleh 55 anggota UEFA dan dilakukan secara online.

“Komite Eksekutif UEFA akan bertemu via konferensi video pada Kamis 23 April mendatang untuk menggelar rapat pembaruan membahas perkembangan terkini terkait dampak yang dipicu oleh wabah virus Corona di sepakbola Eropa,” ungkap pihak UEFA.

Lebih lanjut UEFA mengatakan pertemuan itu memiliki sejumlah agenda. Tidak hanya membahas nasib kompetisi Eropa tetapi juga kompetisi domestik di negara-negara Eropa.

“Pertemuan ini akan meninjau perkembangan baik di kompetisi domestik dan Eropa. Komunikasi lebih jauh akan disampaikan, jika diperlukan, menyusul pertemuan Komite Eksekutif UEFA,” lanjut UEFA.

Sebelumnya berhembus rumor yang menyebutkan UEFA  telah mengeluarkan keputusan terkait tenggat waktu pelaksanaan kedua kompetisi itu yakni hingga 3 Agustus 2020.

Namun demikian kabar ini lantas dibantah oleh otoritas tertinggi di sepak bola Eropa itu. “Telah dilaporkan bahwa Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, mengatakan kepada ZDF di Jerman bahwa Liga Champions UEFA harus selesai pada 3 Agustus. Ini tidak benar. Sudah sangat jelas, Presiden tidak menentukan tanggal yang tepat untuk mengakhiri musim,” ungkap pihak UEFA.

Lebih lanjut pihak UEFA mengatakan saat ini pihaknya masih menganalisis semua pilihan bagaimana untuk mengakhiri musim ini. Saat ini UEFA intensif berkomunikasi dengan asosiasi klub Eropa dan liga-liga Eropa terkait hal ini. Namun demikian UEFA mengatakan yang terpenting saat ini bukan sepak bola tetapi kesehatan masyarakat.

“UEFA saat ini sedang menganalisis semua opsi untuk menyelesaikan musim domestik dan Eropa, bersama Asosiasi Klub Eropa dan liga-liga di Eropa dalam tim yang dibuat pada 17 Maret. Prioritas utama semua anggota tim adalah menjaga kesehatan masyarakat,” lanjut UEFA.

Saat ini pihaknya dan para pihak terkait sedang mencari solusi kalander agar semua kompetisi bisa dituntaskan. Salah satu opsi yang sedang ditawarkan adalah pelaksaan kompetisi itu pada Juli dan Agustus.

“Sebagai tindak lanjutnya adalah mencari solusi kalender untuk menyelesaikan semua kompetisi. Opsi yang saat ini sedang dipelajari adalah memainkan pertandingan pada Juli dan Agustus jika diperlukan, tergantung pada tanggal memulai ulang kegiatan dan mendapat izin dari otoritas nasional,” sambung UEFA.

Gara-gara Corona, Degradasi La Liga Musim Ini Diminta Ditiadakan

Apakah anda setuju bila kompetisi La Liga musim ini diakhiri saja? Sementara itu untuk tim-tim penghuni dasar klasemen di tabel klasemen sementara mendapat pengecualian untuk tetap bertahan di kasta teratas alias tidak terdegradasi.

Demikian salah satu usulan yang datang dari mantan pemain Barcelona. Hal ini didasarkan pada situasi dunia umumnya dan Spanyol khususnya yang masih berhadapan dengan pandemi Corona atau Covid-19.

Legenda Barcelona, Hristo Stoichkov menghentikan kompetisi sebagai pilihan tepat untuk menghindari penyebaran Corona. Baginya yang terpenting adalah kedisiplinan alih-alih ketakutan.

“Kami tidak butuh ketakutan, tapi kami butuh disiplin. Jika kita melihat bagaimana situasinya, dengan pertandingan yang sudah dimainkan, yang paling adil adalah mengakhiri LaLiga seperti apa adanya sekarang,” bebernya.

Selain menyarankan kompetisi tersebut dihentikan, Stoichkov juga memberikan anjuran terkait penentuan gelar juara. Ia menyarankan agar Barcelona ditetapkan sebagai juara musim ini. Saat ini Barcelona berstatus pemuncak klasemen sementara dengan raihan 58 poin dari 27 pertandingan. Barcelona unggul dua angka dari Real Madrid di urutan kedua.

“Di bawah, banyak yang masih bisa menghindari degradasi, ada banyak pertandingan tersisa,” ungkapnya.

Lantas bagaimana dengan degradasi dan promosi? Stoichkov menganjurkan untuk meniadakan degradasi musim ini. Sementara itu dua tim teratas di Divisi Segunda dipromosikan ke La Liga.

“Jadi liga bisa tetap seperti ini, dengan tidak ada degradasi dan dua tim teratas di Segunda promosi dan membuat liga punya 22 peserta. Karena mereka (Cadiz dan Real Zaragoza) sudah bekerja keras dan memenangi banyak pertandingan,” ungkapnya.

Saat ini klub-klub peserta sedang berjuang menghadapi terpaan wabah corona. Begitu juga para pemain. Bahkan sejumlah klub La Liga mengambil kebijakan untuk memangkas gaji karyawan. Salah sejumlah klub yang mengambil kebijakan tersebut di antaranya Atletico Madrid.

Sebagaimana dikatakan CEO Atletico, Gil Marin, saat ini pihaknya memangkas gaji dengan melihat kondisi yang terjadi saat ini.

“Situasi seserius ini memaksa kami membuat keputusan sulit yang dibutuhkan untuk kebaikan klub. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang di klub atas usaha spesialnya selama masa-masa sulit ini,” beber Marin.

Lebih lanjut Marin mengatakan hal ini ditempuh untuk menjamin kondisi finansial klub.

“Sayangnya, dan dengan tujuan utama menjamin keberlangsungan klub, kami terpaksa meminta pemotongan gaji sementara untuk profesi yang tidak bisa menjalankan tugasnya karena situasi darurat di negara ini, karena mereka menghentikan aktivitas sepenuhnya, begitu juga mereka yang jam kerjanya berkurang.”

Legenda Barcelona Ini Sesungguhnya Tak Ingin Jadi Kiper

Nama besar Victor Valdes di jagad sepak bola dunia tak diragukan lagi. Ya, ia adalah salah satu kiper terbaik yang pernah ada. Pria asal Spanyol ini ikut andil dalam mengantar Barcelona meraih sejumlah gelar juara baik di pentas domestik maupun Eropa.

Tidak hanya itu Valdes juga menjadi langganan di timnas Spanyol pada masanya. Ia ikut andil mengantar Spanyol menjadi juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.

Namun demikian bila memutar kembali roda waktu, mantan kiper Manchester United itu sebenarnya tidak ingin menjadi kiper. Saat ditanya bila terlahir kembali ingin menjadi apa, Valdes tegas mengatakan tidak ingin menjadi penjaga gawang.

“Jika aku terlahir kembali, aku takkan jadi kiper,” beber Valdes.

Lebih lanjut Valdes mengatakan tidak mudah menjadi kiper. Ia sampai harus membutuhkan banyak dukungan dan dorongan untuk bisa menjadi seorang kiper hebat.

“Itu bukanlah jalan yang mudah dan tidak memberiku ganjaran yang cukup atas penderitaan bertahun-tahun. Ada hari-hari di mana aku enggan berada di sana. Aku bermain karena mereka meyakinkanku semasa masih muda dan aku menerima jalan tersebut,” sambungnya.

Lebih dari itu secara pribadi Valdes tidak ingin mendapat tekanan. Ia tidak ingin mendapatkan pujian terlalu tinggi untuk apa yang diraih bukan karena perjuangan dan kerja kerasnya semata.

“Aku tak suka ketenaran. Aku tidak nyaman ketika mereka memberiku sanjungan yang teramat tinggi, apalagi karena itu bukanlah semata kontribusi diriku; sepakbola adalah sebuah permainan tim,” tegasnya.

Setelah menuntaskan kariernya sebagai pemain profesional, Valdes sempat mendapat kepercayaan untuk menangani tim muda Barcelona. Ia dipercaya menjadi pelatih Tim U-19 Barcelona. Namun demikian kariernya sebagai pelatih tamat pada tahun 2019 setelah Barcelona memecatnya dari jabatan tersebut.

“Pada hari Senin, Barcelona sudah memberitahu kepada Victor Valdes bahwa dia tidak lagi jadi pelatih Tim U-19A sekaligus pegawai klub ini,” ungkap pihak Barcelona terkait pemecatan tersebut.

Pemecatan tersebut tidak lain karena gagalnya ia memberikan prestasi kepada tim muda Barcelona. Posisinya pun digantikan oleh sosok yang sudah lama mengenal akademi Barcelona, La Masia.

Sementara itu ketika dimintai komentar terkait rumor transfer Neymar ke Barcelona, Valdes mengatakan dirinya cukup mengenal pemain tersebut.

“Apa yang bisa saya katakan pada anda mengenai Neymar? Saya menghabiskan waktu setahun dengannya dan dia selalu menonjol, itu merupakan suatu hal yang mesti anda apresiasi,” tandas Valdes.