Jadwal Pertandingan Akhir Pekan Ini: Big Match Spurs Vs Man United

Pertandingan antara Tottenham Hotspur kontra Manchester United akan menjadi salah satu tontonan menarik bagi para penggemar Liga Primer Inggris pada akhir pekan ini, tepatnya pada Sabtu, 20 Juni 2020.

Pertandingan ini tentu akan menarik karena kedua tim sama-sama berambisi memenangi laga. Ditambah lagi kekuatan kedua tim nyaris seimbang sehingga bakal berlangsung sengit.

Setan Merah yang ditangani Ole Gunnar Solskjaer butuh kemenangan untuk menyamai perolehan poin Chelsea di urutan keempat di tabel klasemen sementara Liga Inggris. Posisi keempat merupakan incaran mereka karena akan memberikan tiket kepada mereka untuk tampil di Liga Champions Eropa musim depan.

Namun demikian Spurs tidak ingin memberikan kemenangan begitu saja kepada United. Tim besutan pelatih Jose Mourinho itu juga butuh poin untuk terus memperbaiki posisi mereka di tabel klasemen sementara.

Laga lainnya akan mempertemukan Norwich City kontra Southampton. Sementara itu Watford akan kedatangan tamunya Leicester City.  Arsenal akan melawat ke kandang Brighton & Hove Albion.

Berikut jadwal pertandingan selengkapnya pada Sabtu, 20 Juni 2020:

ENGLAND PREMIER LEAGUE

00:00 WIB – Norwich City vs Southampton – Mola TV (Live)
02:15 WIB – Tottenham Hotspur vs Manchester United – Mola TV (Live)
18:30 WIB – Watford vs Leicester City – Mola TV (Live)
21:00 WIB – Brighton & Hove Albion vs Arsenal – Mola TV (Live)
23:30 WIB – West Ham United vs Wolverhampton Wanderers – Mola TV (Live)

LA LIGA

00:30 WIB – Granada vs Villarreal – beIN Sports 1 (Live)
00:30 WIB – Real Mallorca vs Leganes – beIN Sports 2 (Live)
03:00 WIB – Sevilla vs Barcelona – beIN Sports 1 (Live)
19:00 WIB – Espanyol vs Levante – beIN Sports 1 (Live)
22:00 WIB – Athletic Bilbao vs Real Betis – beIN Sports 1

BUNDESLIGA

20:30 WIB – Bayern Munchen vs Freiburg – Fox Sports, Mola TV (Live)
20:30 WIB – RB Leipzig vs Borussia Dortmund – Fox Sports 2, Mola TV (Live)
20:30 WIB – Hertha Berlin vs Bayer Leverkusen – Fox Sports 3, Mola TV (Live)
20:30 WIB – Dusseldorf vs Augsburg – Mola TV (Live)
20:30 WIB – FC Koln vs Eintracht Frankfurt – Mola TV (Live)
20:30 WIB – Hoffenheim vs Union Berlin – Mola TV (Live)
20:30 WIB – Mainz vs Werder Bremen – Mola TV Live)
20:30 WIB – Paderborn vs Borussia Monchengladbach – Mola TV (Live)
20:30 WIB – Schalke vs Wolfsburg – Mola TV (Live)

Benzema Dua Gol, Real Madrid Tekuk Valencia

Real Madrid melanjutkan tren positif di era new normal. Setelah memetik kemenangan di pertandingan sebelumnya, El Real kini sukses melanjutkan catatan manis dengan kemenangan di pekan ke-29.

Menghadapi Valencia di kandang sendiri di Estadion Alfredo Di Stefano pada Jumat, 19 Juni 2020 dini hari WIB, Los Blancos sukses memetik kemenangan tiga gol tanpa balas.

Karim Benzema tampil gemilang di laga itu. Pemain asal Prancis itu mencetak brace alias dua gol. Sementara satu gol lainnya disumbangkan oleh Marco Asensio.

Kemenangan ini tentu sangat penting bagi Madrid. Tambahan tiga angka membuat mereka kini memperkecil ketertinggalan dengan Barcelona di puncak klasemen sementara. Kini jarak di antara kedua tim hanya terpaut dua angka.

Di laga ini kedua tim menurunkan formasi terbaik. Madrid juga menurunkan Eden Hazard yang baru pulih dari cedera. Hazard berduet dengan Benzema di lini depan.

Permainan terbuka yang diperagakan kedua tim membuat laga berjalan menarik. Beberapa kali kedua tim berusaha untuk menciptakan peluang di gawang lawan.

Valencia sempat menggetarkan gawang Madrid di menit ke-21 melalui aksi Rodrigo. Hanya saja gol tersebut kemudian dianulir wasit setelah melihat VAR. Ridrigo disebut sudah lebih dulu berada dalam posisi offside. Kedua tim pun menyudahi babak pertama dengan skor kaca mata.

Madrid tampil lebih dominan di babak kedua. Benzema berhasil membuka keunggulan tuan rumah di menit ke-61 setelah menuntaskan umpan Eden Hazard.

Asensio yang belum berapa lama menginjak lapangan pertandingan berhasil menggandakan keunggulan Madrid. Pemain muda Spanyol itu berhasil menuntaskan umpan tarik ferland Mendy.

Kiper Valencia, Jasper Cillessen pun dipaksa kembali memungut bola dari dalam gawangnya di menit ke-86. Benzema kembali mencatatkan namanya di papan skor setelah sepakan boli nan indah gagal dibendung mantan kiper Barcelona itu.

Valencia tak bisa mengembangkan permainan terutama setelah mereka kehilangan salah satu pemainnya. Lee Kang-in diganjar kartu merah karena melakukan pelanggaran kepada kapten Madrid, Sergio Ramos. Keunggulan tiga gol tuan rumah pun bertahan hingga laga usai.

Susunan pemain Real Madrid versus Valencia:

Real Madrid: Thibaut Courtois; Dani Carvajal, Sergio Ramos, Raphael Varane, Florian Mendy; Luka Modric, Casemiro, Toni Kroos; Federico Valverde (Marco Asensio 74′), Karim Benzema, Eden Hazard (Vinicius Junior 82′).

Pelatih: Zinedine Zidane

Valencia: Jasper Cillessen; Daniel Wass, Hugo Guillamon, Eliaquim Mangala, Jose Gaya; Feran Torres (Goncalo Guedes 60′), Dani Parejo (Francis Coquelin 69′), Geoffrey Kondogbia, Carlos Soler (Denis Cheryshev 69′); Rodrigo Moreno (Lee Kang-in 76′), Maxi Gomez (Kevin Gameiro 59′).

Pelatih: Albert Celades

Kalah Adu Penalti dari Napoli, Juventus Gagal Juara Coppa Italia

Coppa Italia musim ini sudah berakhir. Napoli akhirnya keluar sebagai juara setelah mengandaskan harapan Juventus. Pada pertandingan final yang digelar di Stadion Olimpico, Roma pada Kamis, 18 Juni 2020, Napoli berhasil mengalahkan Juventus melalui drama adu penalti.

Kedua tim bermain imbang tanpa gol di waktu normal. Dalam drama adu tos-tosan, Napoli berhasil memanfaatkan dengan baik untuk meraih kemenangan dengan skor akhir 4-2.

Dua penendang Juventus gagal menjalankan tugas dengan baik. Paulo Dybala dan Danilo yang masing-masing menjadi penendang pertama dan kedua tak berhasil menjaringkan bola ke gawang Napoli. Penendang Juventus yang berhasil mengeksekusi penalti adalah Leonardo Bonucci dan Aaron Ramsey.

Sementara itu para penendang Napoli seperti Lorenzo Insigne, Matteo Politano, Nikola Maksimovic, dan Arek Milik berhasil merobek gawang Juventus yang dijaga Gianluigi Buffon.

Keberhasilan Napoli menjadi juara musim ini menambah koleksi gelar Coppa Italia klub tersebut menjadi enam. Sementara itu bagi Juventus ini merupakan kegagalan kedua dalam dua musim terakhir. Sudah dua musim terakhir Juventus gagal menjadi kampiun Coppa Italia.

Juventus dan Napoli sama-sama menurunkan formasi terbaik di laga ini. Pelatih Juventus, Maurizio Sarri menurunkan Cristiano Ronaldo dan Paulo Dybala bersamaan sejak menit awal. Di bawah mistar gawang ada Gianluigi Buffon. Juan Cuadrado, Bonucci, Matthijs de Ligt hingga Alex Sandro berada di lini belakang.

Rodrigo Bentancur, Miralem Pjanic dan Blaise Matuidi di lini tengah. Sementara itu Douglas Costa melengkapi lini depan Juventus bersama Ronaldo dan Dybala.

Sementara itu Napoli mengandalkan Alex Maret di bawah mistar gawang. Giovanni Di Lorenzo, Nikola Maksimovic, Kalidou Koulibaly, dan Mario Rui di lini pertahanan. Fabian Ruiz, Diego Demme, Piotr Zielinski berada di lini tengah. Insigne berpasangan dengan Dries Mertens dan Jose Callejon di lini depan.

Sejak menit awal Juventus berusaha untuk memberikan tekanan kepada Napoli. Hanya saja Partenopei mampu meredam agresivitas para pemain Juventus dengan menerapkan pertahanan yang rapat.

Rapatnya pertahanan Napoli sangat menyulitkan Juventus. Beberapa kali para pemain Nyonya Tua berusaha untuk melakukan penetrasi ke area pertahanan Napoli. Namun berbagai upaya selalu berakhir nihil.

Susunan pemain Juventus versus Napoli:

Napoli: Alex Meret; Giovanni Di Lorenzo, Nikola Maksimovic, Kalidou Koulibaly, Mario Rui (Elseid Hysaj 81′); Fabian Ruiz (Allan 80′), Diego Demme, Piotr Zielinski (Eljif Elmas 88′); Lorenzo Insigne, Dries Mertens (Arek Milik 67′), Jose Callejon (Matteo Politano 66′).

Pelatih: Gennaro Gattuso

Juventus: Gianluigi Buffon; Juan Cuadrado (Aaron Ramsey 85′), Leonardo Bonucci, Matthijs de Ligt, Alex Sandro; Rodrigo Bentancur, Miralem Pjanic (Federico Bernardeschi 74′), Blaise Matuidi; Paulo Dybala, Cristiano Ronaldo, Douglas Costa (Danilo 66′).

Pelatih: Maurizio Sarri

Dortmund Bergantung Pada Haaland, Begini Komentar Sang Pelatih

Erling Haaland telah menjadi pemain penting Borussia Dortmund. Pemain ini bahkan tengah menjadi incaran sejumlah klub top Eropa seperti Liverpool dan Manchester United. Pentingnya peran Haaland bagi Dortmund terlihat dari banyaknya menit bermain yang diberikan kepada pemain muda tersebut.

Bahkan dalam kondisi tak sepenuhnya fit, ia tetap dipaksa bermain oleh sang pelatih Lucien Favre. Hal ini terjadi dalam dua laga terakhir di Bundesliga Jeman masing-masing saat menghadapi Hertha Berlin dan Fortuna Duesseldorf.

Dalam kondisi seperti itu Haaland pun mampu tampil maksimal. Ia juga mampu menjawab kepercayaan itu dengan mencetak gol. Bahkan gol tunggal kemenangan Die Borussien lahir dari kakinya.

Favre mengakui peran penting pemain tersebut. Bahkan ia dianggap sebagai pemain penting bagi klub dan klub sangat bergantung kepadanya. Favre sendiri tak menampik anggapan terakhir itu.

“Aku merasa semua orang tahu soal itu,” beber Favre.

Lebih lanjut sang pelatih mengatakan hal seperti ini bukan hal baru dalam dunia sepak bola. Seorang pemain andalan kerap tetap menjadi andalan meski tidak sedang dalam kondisi prima. Apalagi bila menghadapi jadwal pertandingan yang padat seperti di Liga Primer Inggris yang mengharuskan tampil di tengah pekan dan di akhir pekan.

“Itu normal bahwa dia kadang-kadang kelelahan ketika Anda punya pekan seperti di Ingggris (harus bertanding di akhir pekan dan tengah pekan), karena dia tidak dapat melakukan semuanya sendiri.”

Meski begitu Favre mengatakan pihaknya tetap memperhatikan hal tersebut. Apalagi pemain itu masih muda dan masa depannya masih panjang. Ia tidak ingin terlalu memaksa sang pemain yang bisa berakibat fatal bagi masa depannya.

“Kamu juga memperhatikan bahwa ia masih terus berkembang. Ia cedera dua atau tiga kali sejak kami datangkan. Jadi, kami harus memberinya porsi yang tepat. Jika tidak itu bisa bahaya,” pungkasnya.

Saat ini Dortmund masih terlibat dalam persaingan menjadi juara Bundesliga. Namun demikian peluang tim tersebut sepertinya makin menipis mengingat performa Bayern Muenchen yang tetap konsisten mengamankan posisi puncak.

Posisi Julien Favre dikabarkan sedang goyah. Manajemen klub pun dikabarkan sudah siapkan pengganti. Sosok yang dimaksud adalah pelatih Salzburg, Jesse Marsch.

Pelatih asal Amerika Serikat itu dianggap pas untuk meneruskan tongkat kepelatihan Favre. Ditambah lagi pelatih tersebut sudah teruji untuk menangani para pemain muda potensial sebagaimana ditunjukkannya bersama Salzburg.

Meski begitu Marsch tidak mau mengandai-andai. Ia mengatakan ia sama sekali tidak mengetahui terkait rumor tersebut.

Rashford Ceritakan Peran Penting Sang Ibu dalam Kariernya

Di balik kesuksesan seorang pemain tentu ada yang berjasa. Demikian juga dengan Marcus Rashford. Di balik kemilau performanya bersama Manchester United saat ini ternyata ada sosok yang berperan penting.

Bagi Rashford, sang ibu adalah sosok yang dimaksud. Dalam salah satu sesi wawancara pemain internasional Inggris ini menceritakan bagaimana peran penting sang ibu, Melanie Rashford.

“Ibu saya orang tua tunggal, dia memiliki lima orang anak yang tinggal serumah dengannya. Program yang saya ikuti di umur 11 tahun itu seharusnya hanya bisa diikuti anak-anak berusia 12 tahun,” beber Rashford.

Lebih lanjut pemain berusia 22 tahun itu mengatakan perjuangan keras sang ibu bertujuan untuk mendapatkan kemudahan baginya. Ia bisa mendapat akomodasi dan berbagai fasilitas yang tidak bisa dijangkau oleh keluarganya yang terbatas secara ekonomi.

“Program itu memberikan anda akomodasi supaya lebih dekat ke fasilitas latihan dan juga sekolah baru. Ibu bekerja keras memasukkan saya ke sana karena dia tahu kalau itu adalah langkah yang harus saya ambil,” sambungnya.

Tidak hanya itu ia juga benar-benar mendapat perhatian dari sang ibu terkait pola hidup terutama pola makannya. Apalagi ia harus mendapat asupan nutrisi yang tepat di masa pertumbuhan.

“Saya harus makan makanan yang tepat di masa pertumbuhan, saya mesti lebih dekat dengan rekan setim saya, dengan sekolah baru saya, serta teman-teman baru di sekolah. Ibu mengambil keputusan ketika saya masih 11 tahun dan United menerima permintaannya,” sambungnya.

Lantaran  masuk akademi setahun lebih muda dari usia seharusnya maka dalam tim Rashford menjadi pemain termuda. Ia mengakui hal itu karena peran sang ibu yang berjuang untuk meyakinkan pihak akademi untuk menerima anaknya.

Rashford mengakui jasa dan pengorbanan besar sang ibu. Untuk menjadi pemain top seperti saat ini ada peran penting sosok yang telah melahirkannya itu.

“Itulah alasannya kenapa saya lebih muda ketimbang yang lain. Itu bisa terjadi karena bantuan ibu saya dengan keadaan sulitnya, serta dapat membawa kami keluar dari situasi tersebut. Selalu ada pengorbanan besar buat mencapai level top dan itu yang dilakukan ibu saya,” pungkasnya.

Saat ini Rasfhord baru pulih dari cedera. Ia pun mempersiapkan diri untuk kembali melanjutkan kompetisi yang tengah terhenti karena wabah Corona atau Covid-19.

Sebagaimana dikatakan mantan pemain United, Rio Ferdinand, mantan timnya seharusnya bisa finish di posisi keempat di akhir musim. Saat ini Manchester Merah masih berada di urutan kelima dengan selisih tiga poin dari Chelsea di urutan keempat.

Menurut Ferdinand ada alasan United bisa menyegel satu tempat di zona Liga Champions. Kembalinya sejumlah pemain utama seperti Paul Pogba dan Marcus Rashford seharusnya bisa menghadirkan kemenangan demi kemenangan bagi tim tersebut.

Conte: Kami Pantas ke Final

Kekecewaan tentu masih merasuki kubu Inter Milan. Pasalnya mereka harus kehilangan peluang untuk meraih gelar Coppa Italia musim ini. Tim berjuluk Internazionalle Milan itu harus memberikan tiket final kepada Napoli setelah hanya mampu bermain imbang 1-1 di leg kedua.

Hasil imbang ini tak cukup bagi mereka untuk lolos ke babak pamungkas. Pasalnya di pertemuan pertama di kandang sendiri, Inter takluk satu gol tanpa balas.

Di laga ini Inter mampu menguasai jalannya pertandingan. Selain itu mereka memiliki peluang lebih banyak. Sayangnya mereka tak mampu mencetak banyak gol. Hal inilah yang disesali pelatih Inter, Antonio Conte.

Menurut mantan pelatih Chelesa itu, timnya pantas memenangi pertandingan dan lolos ke partai final. Mestinya merekalah yang lolos ke babak pamungkas untuk berduel dengan Juventus memperebutkan trofi tersebut.

“Selama dua leg ini, saya yakin kami pantas lolos ke final. Saya tidak banyak mengoreksi penampilan para pemain setelah malam ini, karena inilah sepakbola agresif yang saya inginkan, coba mendominasi laga,” beber Conte.

Lebih lanjut pelatih asal Italia itu mengatakan timnya memiliki banyak peluang. Sayangnya para pemain Inter gagal memaksimal setiap peluang yang dimiliki.

“Kami membuat banyak peluang dan mungkin harusnya bisa lebih memaksimalkan peluang di depan gawang. Tapi, David Ospina membuat beberapa penyelamatan luar biasa dan menentukan,” sambungnya.

Ia pun mengakui sangat kecewa dengan kebobolan pada gawang mereka. Hal ini terjadi karena kesalahan para pemain Inter sendiri. Menurutnya timnya seharusnya bisa menghindari kebobolan tersebut,

“Kecewa sekali melihat cara kami kebobolan, karena kesalahan naif seperti itu harusnya bisa dihindari. Jika kami ingin bertarung menghadapi tim seperti Napoli, kami harus membuat banyak peluang, mendominasi laga, dan performa ini jadi modal untuk ke depannya.”

Ia menegaskan timnya kurang fokus di laga ini. Hal ini harus dibayar mahal dengan kebobolan. Ia mengatakan timnya kurang memperhatikan hal-hal kecil yang justru menghukum mereka. Untuk itu ia menegaskan kekalahan ini menjadi pelajaran bagi mereka. Seharusnya mereka tak sampai mengabaikan detail-detail kecil bila tidak ingin kalah secara menyakitkan.

“Kami tidak fokus di momen itu dan harus membayar mahal (kebobolan gol Mertens). Setidaknya itu memperlihatkan detil-detil kecil jadi pembeda di level seperti ini dan membantu kami lebih dewasa,” pungkasnya.

Kehilangan tiket final membuat Inter pun berpeluang tanpa gelar di musim ini. Di pentas Serie A mereka masih harus berjuang untuk mengatasi inkonsistensi yang saat ini sedang terjadi.

 

Ini Rahasia Napoli Singkirkan Inter di Coppa Italia

Napoli sukses menyingkirkan Inter Milan dari ajang Coppa Italia. Partenopei berhasil mengandaskan harapan Inter Milan untuk melangkah ke babak final setelah pada pertemuan kedua di kandang Napoli berhasil menahan imbang lawannya dengan skor 1-1.

Di leg pertama yang digelar di markas Inter Milan, Napoli berhasil mencuri kemenagnan satu gol tanpa balas. Dengan hasil ini maka Napoli berhak lolos ke babak final dengan keunggulan agregat 2-1.

Di babak final Napoli akan menghadapi Juventus. Nyonya Tua berhasil menyingkirkan rival sekota Inter yakni Milan. Dengan demikian duo Milan dipastikan gagal melangkah ke babak final.

Pemain Napoli, Kalidou Koulibaly angkat bicara terkait rahasia sukses timnya menyingkirkan Internazionale Milan. Menurut Koulibaly, salah satu faktor adalah kuatnya motivasi yang diberikan sang pelatih, Gennaro Gattuso.

Ia mengatakan sang pelatih memberikan motivasi kepada mereka untuk bermain dengan penuh percaya diri. Sang pelatih memotivasi para pemain untuk tampil maksimal karena ia tahu para pemainnya adalah para pemain hebat.

“Dia mengingatkan kami, bahwa kami adalah pemain hebat. Gattuso telah memberikan kami motivasi yang luar biasa. Akhirnya kami kembali percaya diri, keluar dari tekanan, bermain baik, dan memenangi pertandingan,” beber Koulibaly.

Ia mengatakan kemenangan ini membuat mereka senang. Lolos ke final adalah pencapaian tersendiri. Tinggal selangkah lagi mereka akan meraih trofi pertama mereka di musim ini. Pertemuan kontra Juventus di partai final akan digelar pada 17 Juni 2020 nanti.

Ia menegaskan timnya akan mempersiapkan diri dengan baik untuk bertarung dengan Juventus. ia yakin mereka memiliki peluang untuk angkat trofi tersebut.

“Kami senang bisa lolos ke final dan berpeluang mendapatkan piala. Nanti, segalanya bisa terjadi,” pungkasnya.

Sementara itu pelatih Inter Milan, Antonio Conte sangat menyesali kegagalan ini. Ia mengatakan hal yang terjadi ini tidak sesuai dengan harapan. Hanya saja ia mengatakan timnya sudah berjuang maksimal termasuk mengaplikasikan hal-hal yang dipersiapkan selama latihan.

“Kami telah melakukan apa yang sudah kami latih saat sesi latihan, hasil yang mengecewakan bagi para pemain untuk tidak dapat lolos ke babak final,” beber Conte.

Lebih lanjut mantan pelatih Chelsea itu mengatakan timnya seharusnya pantas meraih kemenangan ini. Selain memiliki peluang lebih banyak, mereka juga mampu menguasai jalannya pertandingan. Hanya saja Napili tampil solid di laga ini terutama dalam bertahan.

“Berdasarkan pada apa yang telah kami lakukan sepanjang 180 menit, kami pantas memperoleh tiket tersebut,” sambungnya.

 

Eks Pemain Sebut Liverpool Bakal Pecahkan Rekor Man City

Saat ini Manchester City tercatat sebagai tim dengan koleksi poin terbanyak dalam satu musim Liga Primer Inggris. The Citizen pernah meraih 100 poin di musim kompetisi 2017/2018.

Kini Liverpool berpeluang untuk memecahkan rekor tersebut. Saat ini The Reds telah mengemas 82 poin dan masih menyisahkan sembilan pertandingan. Andaisaja mampu menyapu bersih sisa pertandingan maka Liverpool akan mampu meraih total 109 poin, melampaui torehan Manchester Biru.

Optimisme ini muncul dari mantan pemain Liverpool, Steve McManaman. Menurutnya Si Merah bisa meraih poin maksimal dan memecahkan catatan Manchester City.

“Rekor liga mereka (City) itu fenomenal. Tim-tim bagus terus menang dan menang lagi dan menjadi pemenang berseri. Tapi dalam musim sekali saja, Liverpool akan jadi yang terbaik, sungguh,” beber McManaman.

Lebih lanjut mantan pemain internasionla Jerman itu mengatakan Liverpool akan mendapat tantangan di laga pertama. Mereka harus menghadapi rival sekota Everton setelah jeda kompetisi selama lebih dari tiga bulan. Untuk itu McManaman meminta para pemain Liverpool langsung tancap gas bila ingin meraih kemenangan. Ditambah lagi dengan motivasi memecahkan rekor Manchester City maka bukan tidak mungkin semangat para pemain Liverpool akan semakin berlipat ganda.

“Ada laga besar yang muncul pertama. Itu laga derby, jadi mereka harus langsung berada di level terbaik, mereka bakal harus tancap gas. Dan saya rasa mereka sekarang akan bilang ‘Kami punya sembilan laga tersisa, kami ingin mengalahkan rekor Manchester City’,” bebernya lagi.

Tim-tim Liga Primer Inggris tengah bersiap untuk kembali melanjutkan kompetisi setelah sempat terjeda karena wabah Corona atau Covid-19. Klopp sedang bersiap mengakhiri puasa gelar Liga Primer Inggris dari Liverpool yang sudah berlangsung selama 30 tahun. Dengan raihan total 82 poin, The Reds hanya butuh dua kemenangan lagi atau enam poin untuk mengunci gelar juara.

Liverpool unggul sangat jauh dari Manchester City di urutan kedua. Di antara kedua tim terbentang jarak 25 poin. Hampir mustahil bagi City untuk mengejar apalagi menyalip Liverpool. Dengan demikian Manchester Biru harus rela kehilangan gelar yang diraih musim lalu.

Untuk mempersiapkan diri menghadapi lanjutan kompetisi, Liverpool baru saja menghadapi laga uji coba menghadapi Blackburn Rovers. The Reds menang telak di laga itu.

Menariknya laga ini digelar secara tertutup alias tanpa penonton. Kemenangan di stadion kosong ini pun mendapat tanggapan dari sang pelatih, Jurgen Klopp. Mantan pelatih Borussia Dortmund itu mengatakan timnya mulai terbiasa tampil di stadion kosong. Sejauh ini tidak ada masalah berarti yang terjadi.

Jordi Alba: Barcelona tak Perlu Khawatir yang Dilakukan Para Rival

Persaingan La Liga Spanyol kembali terjadi seiring dimulainya kembali kompetisi setelah sempat terjeda selama beberapa bulan. Barcelona dan Real Madrid pun kembali bersaing untuk meraih posisi puncak klasemen.

Saat ini Barcelona berada di urutan teratas dengan keunggulan dua poin dari Real Madrid. Pemain Barcelona, Jordi Alba mengatakan timnya tak perlu melihat apa yang terjadi dengan para rival. Hal ini dikatakan usai Barcelona mengandaskan Real Mallorca dengan skor telak.

“Sementara kami terus menang, kami tidah perlu mengkhawatirkan apa yang para rival kami lakukan dan hari ini kami sudah menuntaskan tugas kami,” beber Jordi Alba.

Lebih lanjut pemain internasional Spanyol itu mengatakan Barcelona mampu tampil penuh percaya diri saat menghadapi tuan rumah Mallorca. Ia mengapresiasi semangat dan kepercayaan diri rekan-rekannya. Hal ini dibuktikan dengan gol cepat yang tercipta di awal pertandingan.

“Gol cepat memberikan kepercayaan diri yang besar. Mallorca itu lawan yang bikin tidak nyaman dan segalanya jadi lebih mudah kalau Anda memimpin lebih cepat,” beber Alba.

Lebih lanjut pemain yang berposisi sebagai bek itu mengatakan laga ini sangat penting bagi mereka. Ini merupakan laga pertama setelah rehat selama tiga bulan. Ia menilai timnya sukses mengendalikan permainan termasuk mampu meredam agresivitas para pemain sayap Mallorca.

Ia mengakui timnya harus mengerahkan segenap kekuatan untuk menguasai jalannya laga. Hingga gol ketiga mereka tak bisa bersantai.

“Itu adalah laga pertama setelah tiga bulan tanpa satupun pertandingan dan kami tampil baik, mengontrol laga melawa tim yang punya pemain-pemain sayap cepat. Sampai gol ketiga, kami tak bisa bersantai karena mereka bisa saja kembali punya peluang,” pungkasnya.

Di laga ini Barcelona tampil dengan kekuatan penuh termasuk beberapa pemain utama seperti Lionel Messi dan Luis Suarez yang baru pulih dari cedera.

Sebelumnya muncul wanti-wanti terhadap sang pelatih agar tidak terlalu memaksa Messi yang baru pulih dari cedera.

Hal ini disampaikan oleh mantan pemain Barcelona, Rivaldo. Pria yang pernah menjadi pemain tim nasional Brasil itu meminta Setien tidak terlalu memaksa Messi termasuk di pertandingan pertama pasca jeda menghadapi Real Mallorca pada akhir pekan ini.

“LaLiga kembali, tapi Lionel Messi sempat mengalami cedera pekan lalu, jadi banyak yang membahas apakah dia harus jadi starter dan bermain penuh melawan Mallorca di hari Sabtu,” beber Rivaldo.

Jadwal Kompetisi Era New Normal Dinilai Untungkan Juventus

Tim-tim sepak bola di Italia tengah bersiap untuk kembali berkompetisi. Jeda selama beberapa bulan membuat berbagai kompetisi domestik terhenti. Wabah Corona atau Covid-19 yang melanda dunia umumnya dan Italia khususnya telah mengubah banyak hal.

Kini tim-tim peserta bersiap untuk kembali bertarung. Tentu jadwal pertandingan setelah kompetisi kembali bergulir bakal mengalami perubahan. Pelatih Juventus, Maurizio Sarri menyambut baik perubahan tersebut.

Mantan pelatih Chelsea itu menilai berbagai perubahan itu justru akan menguntungkan timnya. Dalam jadwal terbaru, Juventus memiliki waktu istirahat yang cukup. Setelah menghadapi AC Milan di babak semi final kedua Coppa Italia, Bianconeri akan kedatangan AC Milan di pentas Serie A.

Juventus memiliki waktu sepekan untuk mempersiapkan diri menghadapi lawannya di pentas Liga Champions Eropa. Ia menilai jadwal tiga ajang berbeda dengan rentang waktu berbeda membuat mereka bisa mempersiapkan diri lebih baik. Selain itu fokus mereka pun bisa lebih terjaga.

“Saya pikir kami beruntung bermain untuk tiga ajang secara terpisah satu sama lain. Kami dapat memfokuskan motivasi pada satu tujuan pada satu waktu. Ini bisa menjadi keuntungan bagi kami,” beber Sarri.

Ia mengomentari terkait pertemuan mereka dengan Milan. Di pertemuan sebelumnya kedua tim bermain imabgn dengan skor 1-1. Sarri mengatakan pertemuan dengan Milan tidaklah mudah. Ia mengakui Milan sebagai tim yang sukar dikalahkan.

“Semua pertandingan melawan Milan sulit musim ini. Mereka adalah tim yang mempersulit kami dan hasil leg pertama tidak menjamin apa pun bagi kami,” sambung Sarri.

Ia memprediksi tidak akan ada banyak perubahan dalam tim Milan. Jeda yang cukup lama membuat Milan berpotensi kembali mengandalkan formasi yang sama seperti di pertemuan sebelumnya. Ia menilai kedua tim masih berpeluang untuk melangkah ke babak final.

“Penundaan laga membuat saya berpikir bahwa mereka akan bermain dengan starting yang sama dan kompetitif seperti di leg pertama. Hasil dari pertemuan pertama masih terbuka lebar,” pungkasnya.

Di kesempatan terpisah, Sarri memberikan komentar terkait keberadaan Cristiano Ronaldo dan Paulo Dybala. Menurutnya bila menurunkan dua pemain itu sekaligus maka akan meninggalkan celah dalam tim tersebut. Juventus dinilai akan kehilangan pemain di kotak penalti lawan, mengingat kedua pemain tersebut kerap bergerak dari tengah atau menyusur sisi lapangan.

Meski begitu Sarri mengatakan dirinya berusaha untuk mendapatkan formula yang tepat untuk memainkan kedua pemain itu sekaligus. Ia mengakui kedua pemain itu memiliki potensi masing-masing. Kontribusi mereka pada tim jelas tak diragukan lagi.