Kepala Medis FIFA Anjurkan Kompetisi Sepak Bola Sebaiknya Dihentikan

Saat ini publik masih menanti kelanjutan kompetisi sepak bola Eropa. Beberapa kompetisi sudah mengambil sikap. Eredivisie Belanda sudah menyatakan kompetisi musim ini sudah berakhir. Namun kompetisi lain seperti Liga Primer Inggris belum ada keputusan, malah mulai menunjukkan tanda-tanda akan berlangsung kembali.

Namun demikian muncul desakan agar seluruh kompetisi sepak bola sebaiknya dihentikan. Hal ini sebagaimana dianjurkan oleh Kepala Medis FIFA, Michel D’Hooghe. Menurut D’Hooghe, klub-klub sebaiknya tidak tergesa-gesa mengambil keputusan untuk berlatih atau berkompetisi lagi.

“Kami semua tunduk dengan keputusan di tingkat nasional dari otoritas publik. Itu sangat sederhana, sepakbola kini bukan menjadi hal terpenting dalam hidup,” beber D’Hooghe.

Lebih lanjut ia mengatakan saat ini ada sejumlah rencana terkait nasib musim ini dan perkiraan kompetisi musim depan. Namun keputusan itu harus diambil dengan didasari pada pertimbangan yang matang.

“Saya akan sangat gembira jika kami bisa memulai, dengan cara yang mudah, kompetisi baru dan tidak menggelar apa pun sebelum awal musim depan. Jika mereka bisa memulai musim 2020/2021 pada akhir Agustus atau awal September, saya senang sekali,” sambungnya.

D’Hooghe menganjurkan agar kompetisi musim ini dihentikan saja. Salah satu alasan utama adalah kemungkinan virus itu akan kembali menyerang. Kemungkinan ini harus menjadi pertimbangan untuk melanjutkan kompetisi musim ini.

“Kemudian mereka akhirnya bisa menghindari serangan kedua dari virus ini yang bukan tidak mungkin terjadi, semua orang harus sangat berhati-hati sekarang. Saya telah mendengar di banyak di banyak negara jika mereka berpikir tentang bermain sepakbola lagi, dengan atau tanpa kehadiran publik,” sambungnya.

Lebih lanjut ia mengatakan saat ini banyak aspek yang dipertimbangkan. Salah satunya adalah soal ekonomi. Namun demikian dalam situasi seperti ini tidak ada faktor lain yang lebih penting selain kesehatan. Menurutnya kesehatan dan keselamatan adalah nomor satu.

“Dalam karier panjang saya, saya telah melihat banyak situasi di mana ada keseimbangan antara ekonomi dan kesehatan. Jika ada satu keadaan ketika argumen medis harus menang melawan argumen ekonomi, maka itu yang terjadi sekarang. Ini bukan soal uang, melainkan masalah hidup dan mati,” tegasnya.

Selain Liga Primer Inggris, Bundesliga Jerman pun menunjukkan tanda-tanda bakal bergulir lagi. Namun kedua federasi dan pihak terkait masih terus memantau setiap perkembangan. Saat ini aktivitas latihan sejumlah klub sudah dimulai.  Hanya saja belum ada kepastian kapan kompetisi itu akan digulirkan lagi.

 

FIFA Wacanakan 5 Pergantian Pemain dalam Satu Laga

Situasi dunia yang sedang dilanda wabah Corona atau Covid-19 mengakibatkan tejadinya berbagai perubahan, tidak terkecuali dalam dunia olahraga. Kompetisi sepak bola hampir di seluruh dunia dihentikan. Saat ini mulai timbul harapan untuk kembali bergulirnya kompetisi-kompetisi tersebut.

Untuk menghadapi situasi ini sejumlah perubahan pun dimungkinkan. Salah satunya terkait kemungkinan 5 pergantian pemain untuk masing-masing tim sepak bola dalam satu pertandingan. Hal ini sedang diwacanakan induk sepak bola dunia, FIFA.

FIFA akan mengajukan proposal ini kepada International Football Association Board (IFAB) selaku pembuat peraturan di dunia sepakbola. FIFA beralasan dalam situasi seperti saat ini sulit bagi para pemain untuk bisa segera mendapatkan kondisi prima. Selain masa vakum yang cukup lama, jadwal pertandingan yang padat pun siap menanti.

“Ketika dilanjutkan kembali, sejumlah kompetisi kemungkinan besar akan menjalani jadwal pertandingan yang padat, dengan frekuensi laga yang dimainkan lebih banyak dari biasanya selama beberapa pekan berturut-turut,” beber salah satu juru bicara FIFA.

Untuk FIFA mempertimbangkan keselamatan pemain sebagai prioritas utama. Dengan padatnya jadwal sangat mungkin para pemain akan dilanda kelelahan bahkan peluang cedera.

“Keselamatan pemain adalah prioritas utama FIFA. Jadwal yang padat bisa meningkatkan risiko cedera kepada pemain karena terlalu sering bertanding,” sambungnya.

Untuk itu lanjut sang juru bicara, FIFA mengajukan proposal untuk memungkinan terjadinya pergantian pemain lebih banyak dalam satu pertandingan. Tentu hal ini harus mengikuti prosedur yang berlaku termasuk mendapat persetujuan dari pihak terkait.

“Oleh karena itu, FIFA mengajukan proposal agar jumlah pergantian pemain yang lebih banyak diizinkan untuk sementara waktu, atas persetujuan penyelenggara kompetisi yang relevan.”

Tidak hanya mewacanakan 5 pergantian pemain. Ada kemungkinan ada tambahan satu pergantian bila pertandingan memasuki babak tambahan waktu.

“Setiap tim akan diperbolehkan menggunakan 5 pergantian pemain selama pertandingan berlangsung, dengan kemungkinan adanya satu pergantian pemain tambahan jika laga memasuki babak tambahan waktu, jika relevan,” tegas sang juru bicara.

Proposal ini tentu akan menuai pro dan kontra. Tidak semua klub bakal setuju dengan keputusan tersebut. Klub Serie A seperti Lazio sudah pernah mengutarakan keberatan terhadap kemungkinan tersebut. Alasannya, situasi ini hanya akan menguntungkan klub-klub yang memiliki sumber daya pemain memadai.

Akan sangat sulit bagi klub dengan jumlah pemain terbatas untuk bisa memanfaatkan kemudahan itu dengan baik. Sementara itu bagi klub-klub besar yang memiliki banyak stok pemain bintang, akan sangat terbantu dan senang bila proposal FIFA ini benar-benar disetujui dan diberlakukan.