Begini Strategi Jitu Ernesto Valverde untuk Meredam Liverpool

Begini Strategi Jitu Ernesto Valverde untuk Meredam Liverpool

 

Pelatih Barcelona, yakni Ernesto Valverde, paham bahwa The Reds bukan merupakan lawan yang bisa diajak kompromi. Untungnya, ia sudah memiliki satu strategi jitu yang akan dapat digunakan untuk dapat meredam permainan berbahaya dari skuat pemain asuhan Jurgen Klopp tersebut.

 

Barcelona akan menjalani laga leg pertama pada babak semifinal Liga Champions pada hari Kamis (2/5) mendatang, dengan Liverpool menjadi lawannya. Pertandingan tersebut sendiri akan bakal berlangsung di markas Barcelona, yakni Camp Nou.

 

Kedua tim akan sama-sama berada dalam kondisi yang bagus setelah menerima hasil yang apik pada setiap kompetisi dosmetik akhir pekan kemarin. Barcelona berhasil mengalahkan Levante dengan skor akhir 2-1, sementara Liverpool berhasil membantai Huddersfield dengan skor telak 5-0.

 

The Reds menjelma menjadi tim yang berbahaya musim ini. Sebuah racikan taktik dari Jurgen Klopp membuat mereka jauh lebih mantap ketimbang dengan musim sebelumya. Namun Ernesto Valverde sadar bahwa lini serang mereka masih menjadi kekuatan utama Liverpool pada musim ini.

 

Jika gol tandang berhasil di dapatkan The Reds, maka peluang untuk Barcelona bisa lolos dari semifinal akan semakin kecil. Oleh karena hal tersebut, satu hal yang ingin dipastikan oleh Ernesto Valverde adalah timnya akan dapat keluar dari pertandingan tanpa harus mengalami kebobolan.

 

Rencananya kali ini adalah harus dapat meraih kemenangan dan berusaha menghentikan mereka mencetak gol tandang. The Reds merupakan tim yang bisa memanfaatkan kesalahan lawannya, jadi penting untuk bisa menghentikan hal tersebut, tutur Ernesto Valverde dalam konferensi persnya, dikutip dari Goal Internasional.

 

Cara dari mereka bermain sangatlah Psikologis. Kami melihatnya saat mereka bemain melawan Chelsea pada pekan lainnya di Liga Premier League dengan memperoleh kemenangan dengan skor 2-0 di Anfield, lanjutnya. Pada 15 menit pertama, mereka akan mencoba untuk bisa mencekik, mendorong dan mengerahkan seluruh kekuatan yang mereka punya bagi lawannya, tambahnya.

 

Namun bukan perkara mudah bagi Barcelona untuk dapat membendung lini serang The Reds yang saat ini di jaga ketat oleh Mohamed Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino. Oleh karena itu, Ernesto Valverde ingin timnya dapat memenangkan duel pada lini tengah guna untuk memutuskan jalannya aliran bola untuk ketiga pemain tersebut.

 

Mereka merupakan tiga pemain yang bermain dengan langkah yang sangat cepat, tapi yang sama pentingnya dengan mereka adalah bagaimana bola dapat mencapai kepada mereka, tambahnya. Kami harus bisa memenangkan duel pada lini tengah sehingga The Reds tidak bisa beroperasi, dan mendapatkan bola bagi para penyerang yang bisa menciptakan banyak ancaman, tandasnya.

Liga Eropa : Chelsea Kalahkan Slavia Praha

Liga Eropa : Chelsea Kalahkan Slavia Praha

 

Chelsea memetik kemenangan dramatis saat menghadapi tuan rumah Slavia Praha di leg pertama perempatfinal Liga Europa, Jumat dini hari WIB, 12 April 2019. The Blues menang tipis 1-0 dalam laga yang berlangsung di Sinobo Stadium, Praha ini.

Chelsea menguasai jalannya pertandingan sejak babak pertama bergulir. The Blues nyaris unggul di menit 25. Sayang, tendangan Willian melambung di atas mistar gawang.

 

Di menit 61, Chelsea gagal memaksimalkan dua peluang emas. Tendangan Willian masih melebar. Lalu, upaya dari Antonio Ruediger digagalkan kiper Slavia, Ondrej Kolar.

 

Slavia melakukan serangan balik berbahaya di menit 69. Beruntung, Chelsea punya Kepa Arrizabalaga di bawah mistar gawang. Kepa menggagalkan upaya dari Ibrahim Traore. Kebuntuan Chelsea akhirnya pecah di menit 86. Tandukan Marcos Alonso mengoyak gawang Slavia, usai menerima umpan silang Willian.

 

Skor 1-0 untuk kemenangan Chelsea bertahan hingga laga usai. Berbekal satu gol tandang, Chelsea diuntungkan saat menjamu Slavia di Stamford Bridge, 19 April 2019 mendatang.

 

Susunan Pemain :

 

Slavia Praha: Ondrej Kolar; Vladimir Coufal, Michael Ngadeu-Ngadjui, Simon Deli, Jan Boril; Ibrahim Traore, Alex Kral; Lukas Masopust (Josef Husbauer 74′), Petr Sevcik, Miroslav Stoch (Jaromir Zmrhal 64′); Peter Olayinka.

Chelsea: Kepa Arrizabalaga; Cesar Azpilicueta, Andreas Christensen, Antonio Ruediger, Marcos Alonso; Mateo Kovacic (N’Golo Kante 68′), Jorginho, Ross Barkley (Ruben Loftus-Cheek 75′); Pedro Rodriguez (Eden Hazard 59′), Olivier Giroud, Willian.

Berbicara Peluang Gli Azzurri di Fase Kualifikasi

Berbicara Peluang Gli Azzurri di Fase Kualifikasi

 

Tim-tim di Eropa tengah disibukkan dengan jadwal mereka saat mengikuti kualifikasi Kejuaraan Eropa menuju Euro 2020. Total 55 tim yang telah terdaftar dan tergabung dengan babak grupnya masing-masing jelas semuanya menginginkan untuk lolos. Publik kembali menjagokan tim kebanggaan mereka untuk berkiprah dan berharap menorehkan tinta emas di kompetisi ini nantinya. Termasuk Italia yang tak terlihat batang hidungnya dalam beberapa tahun terakhir ini. lantas bagaimanakah peluang mereka saat kembali mengikuti ajang yang bergengsi ini ?

 

Beberapa tim dari 55 negara tersebut sebagian telah menyelesaikan pekan pertama mereka. Namun beberapa tim yang lain masih belum unjuk gigi dan saat ini masih mempersiapkan amunisi mereka untuk memulai peperangan. Italia kembali mendapatkan sorotan saat mereka tergabung pada 55 kontestan yang mengadu nasib untuk berharap lolos tersebut. Tim dengan sejarah yang panjang serta prestasinya tak bisadi pandang sebelah mata ini memang berubah secara signifikan. Dari generasi ke generasi tentunya skuad, komposisi pemain serta pelatih takkan terus bertahan.

 

Hal ini yang selalu menjadi pertanyaan apakah tim tersebut mampu untuk tetap konsisten walaupun tampilan dan skuad mereka diisi oleh beberapa wajah-wajah baru. Italia dinilai masih kesulitan dalam hal ini. Dan mereka akan kembali diuji saat menatap kualifiasi Kejuaraan Eropa yang ada didepan mata. Roberto Mancini selaku pelatih mereka tentu tak ingin anak asuhannya harus mengulangu kejadian yang sama di tahun 2016 kemarin. Kegagalan mereka untuk melangkah ke babak semifinal membuat kekecewaan yang mendalam dari selurih pemain. Kekalahan dari drama adu penalti melawan Jerman masih mengingatkan mereka akaan hasil kelam tersebut.

 

Namun bukan saatnya mereka harus mengingat hasil tersebur berulang kali. Karena setiap kejadian atau suatu hal tentunya memiliki nilai pelajaran yang penting. Terlebih lagi mereka telah absen untuk unjuk gigi di Piala Dunia 2018 kemarin di Rusia. Hal ini yang membuat banyak orang mulai meragukan kemampuan yang di miliki oleh Gli Azzurri saat menjalani sebuah kompetisi. Di babak kualifikasi tersebut skuad Leonardo Bonucci dan kawan kawan tergabung di grup J bersama lima tim yang lainnya. Mereka ialah Armenia, Bosnia Herzegovina, Finlandia, Yunani dan juga Liechtenstein.

 

Jelas dari segi sejarah, kemampuan tim serta komposisi pemain Italia memiliki peluang yang begitu besar untuk dapat lolos sebagai juara grup. Namun perlu di garis bawahi, dalam pertandingaan sepak bola semua hal terkadang memiliki kejutan yang tak bisa diduga. Semua tim memiliki tekad dan ambisi untuk bisa lolos tak memandang seberapa kecil atau besarnya tim tersebut dalam memiliki kemampuan. Menarik untuk di tunggu kiprah dari Italia di tangan Robeerto Mancini saat menjalani fase kualifikasi ini.

Isco Yang Semakin Dekat Dengan Pintu Keluar El Real

Isco Yang Semakin Dekat Dengan Pintu Keluar El Real

 

Laporan demi laporan terus menambah gonjang-ganjing di internal Real Madrid. Marca menyebut sebelum laga kontra Ajax, Isco menolak naik bus tim bersama skuat. Madrid berada di titik terendah musim ini setelah tiga kekalahan beruntun, yang seluruhnya dipetik di laga kandang. Dua kekalahan ditelah dari Barcelona dan satu lainnya dari Ajax Amsterdam.

 

Tiga kekalahan ini praktis mengakhiri musim Madrid lebih dini. Dua trofi dipastikan lepas, yakni Copa del Rey dan Liga Champions, sementara LaLiga secara realistis berat meski memungkinkan secara matematis. Setelah kekalahan 1-4 dari Ajax, Rabu (6/3/2019) lalu di laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions, serangkaian kabar tak sedap muncul. Mulai dari soal pemecatan dan pergantian pelatih, sampai pertengkaran besar antara kapten tim, Sergio Ramos, dan Presiden klub Florentino Perez.

 

Satu hal lain yang terangkat ke permukaan belakangan adalah soal Isco. Gelandang 26 tahun ini ternyata menolak bergabung dengan para pemain lain untuk menuju ke stadion dengan bus tim. Marca menyebut bahwa Isco lantas meminta maaf ke tim pada Kamis (7/3). Dia mengaku bersalah, namun juga sempat menyinggung situasi sulitnya di klub karena tak mendapatkan kepercayaan Santiago Solari.

 

Hal itu ditanggapi Ramos dengan sebuah penekanan, bahwa kepentingan tim lebih utama daripada urusan personal pemain dan pelatih. Skuat Madrid kabarnya kecewa dengan Isco, karena berulah hanya beberapa saat sebelum pertandingan. Masa depan Isco di Madrid sendiri memang dispekulasikan, menyusul kesempatan bermain yang minim musim ini. Eks pemain Malaga ini baru tampil 26 kali sejauh ini dengan total waktu bermain 1.175 menit, alias rata-rata 45 menit.