Kesalnya Eks Atletico Terhadap Wabah Corona di Italia

Italia merupakan salah satu negara yang paling terdampak wabah corona atau Covid-19. Jumlah penderita dan korban meninggal di negara tersebut menginjak angka ribuan. Situasi ini sampai-sampai membuat bek Inter Milan, Diego Godin angkat bicara.

Pemain asal Uruguay itu mengaku kesal dengan lambannya pemerintah menangani wabah tersebut. Selain karena kelalaian masyarakat yang meremehkan wabah tersebut, ia juga menyesali lambannya pemerintah menangani wabah tersebut.

“Itu bukan masalah besar pada awalnya. Semua orang mengira itu masalah di Cina dan tidak akan menyebar ke negara lain,” beber Godin.

Lebih lanjut mantan bek Atletico Madrid itu mengatakan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah Italia sangat lambat. Ia menyayangkan hal tersebut.

“Langkah-langkah yang diberlakukan sangat, sangat lambat. Kami disuruh mengambil tindakan pencegahan, tetapi di tingkat pemerintah tidak ada tindakan drastis yang diambil, yang akan mencegah apa yang mungkin terjadi,” sambungnya.

Saat ini Godin sudah kembali ke negara asalnya. Sebelum itu ia menjalani karantina selama dua pekan. Tak lupa pula Godin memberikan dukungan kepada para tenaga medis yang beberapa dari antaranya harus kehilangan nyawa.

“Pekerjaan yang dilakukan para dokter dan mereka semua dalam pelayanan kesehatan sangat mengesankan,” sambungnya.

Pemain belakang berusia 34 tahun itu mengatakan para dokter dan tenaga medis adalah pahlawan. Merekalah yang berada di garda terdepan untuk menghadapi pandemi ini.

“Apa pun yang dilakukan untuk menghormati mereka akan muncul secepatnya. Mereka adalah pahlawan nyata hari ini. Gambar-gambar dari apa yang telah mereka lakukan benar-benar membuat tergugah,” sambungnya.

Sebelumnya Godin mengkritik langkah pemerintah yang tidak mengambil tindakan tegas, termasuk memberhentikan kompetisi Serie A segera setelah negara tersebut terdampak corona.

“Kami terekspos sampai momen-momen terakhir. Mereka memilih untuk terus melanjutkan kompetisi, untuk melihat apakah kami bisa terus bermain, sampai situasi tak bisa dipertahankan dan sistem kesehatan kolaps,” ungkapnya.

“Kami terus bermain selama beberapa pekan, kami terus berlatih, dan bertanding secara tertutup sampai Rugani dinyatakan positif oleh tes. Baru sampai titik itulah kompetisi berhenti,” tegasnya.

Situasi ini tentu membuat penyebaran semakin luas. Tidak hanya itu ia menilai banyak pemain juga yang bakal tertular virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China itu. Untuk itu pihak klub sempat mengkarantina mereka untuk memastikan tidak ada penularan dari satu pemain ke pemain lain.

Kita berharap pandemi ini segera berakhir. Para pemain bisa berkompetisi lagi. Serie A pun bisa bergulir lagi. Namun kapan roda kompetisi tersebut bisa berputar lagi?