Italia Lewati Puncak Pandemi Corona, Pemain Serie A Diprediksi Kembali Berlatih Bulan Depan

Saat ini Italia dikabarkan telah melewati puncak pandemi Corona atau Covid-19. Tentu ini menjadi kabar gembira bagi warga Italia. Tidak terkecuali bagi penggemar kometisi sepak bola Serie A.

Para pemain Serie a dikabarkan akan segera berlatih. Diperkirakan para pemain tersebut bisa berlatih lagi pada awal bulan depan.

Saat ini warga Italia masih mengalami karantina wilayah. Sebagaimana ketentuan sebelumnya, karantina itu akan berlangsung hingga 3 Mei 2020 nanti. Setelah masa karantina berakhir, para pemain Serie A diharapkan perlahan-lahan mulai berlatih.

Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora. Namun demikian sang menteri mengatakan hal ini ditentukan oleh perkembangan status kesehatan masyarakat dalam beberapa waktu ke depan.

“Beberapa minggu ke depan akan sangat penting untuk memahami evolusi situasi perawatan kesehatan, dan bagaimana, jika, dan kapan kami bisa kembali bermain olahraga di semua level,” beber Spadafor.

Lebih lanjut sang menteri mengatakan ia berharap latihan para pemain Serie A bisa terjadi tak lama setelah masa karantina berakhir. Ia mengharapkan jadwal tersebut tidak berubah dan tetap menjadi patokan bagi para pemain untuk mulai bersiap menjalani latihan, termasuk bila itu hanya terjadi secara tertutup.

“Kami berharap mengonfirmasi tanggal 4 Mei untuk kembali ke pelatihan sesegera mungkin. Saya berharap kami bisa tetap berpatokan pada tanggal itu, bahkan jika hanya untuk pelatihan di balik ruangan tertutup,” sambungnya.

Meski masa karantina wilayah semakin mendekati kesudahan, sang menteri mengatakan saat ini masyarakat Italia masih tetap waspada dan tetap mematuhi protocol yang ada. Kesehatan dan keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas.

“Pada saat ini, satu-satunya perhatian kami adalah kesehatan dan keselamatan masyarakat umum,” pungkasnya.

Italia merupakan salah satu negara yang paling terdampak wabah corona atau Covid-19. Jumlah penderita dan korban meninggal di negara tersebut menginjak angka ribuan. Situasi ini sampai-sampai membuat bek Inter Milan, Diego Godin angkat bicara.

Pemain asal Uruguay itu mengaku kesal dengan lambannya pemerintah menangani wabah tersebut. Selain karena kelalaian masyarakat yang meremehkan wabah tersebut, ia juga menyesali lambannya pemerintah menangani wabah tersebut.

“Itu bukan masalah besar pada awalnya. Semua orang mengira itu masalah di Cina dan tidak akan menyebar ke negara lain,” beber Godin.

Lebih lanjut mantan bek Atletico Madrid itu mengatakan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah Italia sangat lambat. Ia menyayangkan hal tersebut.

Gara-gara Corona, Degradasi La Liga Musim Ini Diminta Ditiadakan

Apakah anda setuju bila kompetisi La Liga musim ini diakhiri saja? Sementara itu untuk tim-tim penghuni dasar klasemen di tabel klasemen sementara mendapat pengecualian untuk tetap bertahan di kasta teratas alias tidak terdegradasi.

Demikian salah satu usulan yang datang dari mantan pemain Barcelona. Hal ini didasarkan pada situasi dunia umumnya dan Spanyol khususnya yang masih berhadapan dengan pandemi Corona atau Covid-19.

Legenda Barcelona, Hristo Stoichkov menghentikan kompetisi sebagai pilihan tepat untuk menghindari penyebaran Corona. Baginya yang terpenting adalah kedisiplinan alih-alih ketakutan.

“Kami tidak butuh ketakutan, tapi kami butuh disiplin. Jika kita melihat bagaimana situasinya, dengan pertandingan yang sudah dimainkan, yang paling adil adalah mengakhiri LaLiga seperti apa adanya sekarang,” bebernya.

Selain menyarankan kompetisi tersebut dihentikan, Stoichkov juga memberikan anjuran terkait penentuan gelar juara. Ia menyarankan agar Barcelona ditetapkan sebagai juara musim ini. Saat ini Barcelona berstatus pemuncak klasemen sementara dengan raihan 58 poin dari 27 pertandingan. Barcelona unggul dua angka dari Real Madrid di urutan kedua.

“Di bawah, banyak yang masih bisa menghindari degradasi, ada banyak pertandingan tersisa,” ungkapnya.

Lantas bagaimana dengan degradasi dan promosi? Stoichkov menganjurkan untuk meniadakan degradasi musim ini. Sementara itu dua tim teratas di Divisi Segunda dipromosikan ke La Liga.

“Jadi liga bisa tetap seperti ini, dengan tidak ada degradasi dan dua tim teratas di Segunda promosi dan membuat liga punya 22 peserta. Karena mereka (Cadiz dan Real Zaragoza) sudah bekerja keras dan memenangi banyak pertandingan,” ungkapnya.

Saat ini klub-klub peserta sedang berjuang menghadapi terpaan wabah corona. Begitu juga para pemain. Bahkan sejumlah klub La Liga mengambil kebijakan untuk memangkas gaji karyawan. Salah sejumlah klub yang mengambil kebijakan tersebut di antaranya Atletico Madrid.

Sebagaimana dikatakan CEO Atletico, Gil Marin, saat ini pihaknya memangkas gaji dengan melihat kondisi yang terjadi saat ini.

“Situasi seserius ini memaksa kami membuat keputusan sulit yang dibutuhkan untuk kebaikan klub. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang di klub atas usaha spesialnya selama masa-masa sulit ini,” beber Marin.

Lebih lanjut Marin mengatakan hal ini ditempuh untuk menjamin kondisi finansial klub.

“Sayangnya, dan dengan tujuan utama menjamin keberlangsungan klub, kami terpaksa meminta pemotongan gaji sementara untuk profesi yang tidak bisa menjalankan tugasnya karena situasi darurat di negara ini, karena mereka menghentikan aktivitas sepenuhnya, begitu juga mereka yang jam kerjanya berkurang.”

Kesalnya Eks Atletico Terhadap Wabah Corona di Italia

Italia merupakan salah satu negara yang paling terdampak wabah corona atau Covid-19. Jumlah penderita dan korban meninggal di negara tersebut menginjak angka ribuan. Situasi ini sampai-sampai membuat bek Inter Milan, Diego Godin angkat bicara.

Pemain asal Uruguay itu mengaku kesal dengan lambannya pemerintah menangani wabah tersebut. Selain karena kelalaian masyarakat yang meremehkan wabah tersebut, ia juga menyesali lambannya pemerintah menangani wabah tersebut.

“Itu bukan masalah besar pada awalnya. Semua orang mengira itu masalah di Cina dan tidak akan menyebar ke negara lain,” beber Godin.

Lebih lanjut mantan bek Atletico Madrid itu mengatakan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah Italia sangat lambat. Ia menyayangkan hal tersebut.

“Langkah-langkah yang diberlakukan sangat, sangat lambat. Kami disuruh mengambil tindakan pencegahan, tetapi di tingkat pemerintah tidak ada tindakan drastis yang diambil, yang akan mencegah apa yang mungkin terjadi,” sambungnya.

Saat ini Godin sudah kembali ke negara asalnya. Sebelum itu ia menjalani karantina selama dua pekan. Tak lupa pula Godin memberikan dukungan kepada para tenaga medis yang beberapa dari antaranya harus kehilangan nyawa.

“Pekerjaan yang dilakukan para dokter dan mereka semua dalam pelayanan kesehatan sangat mengesankan,” sambungnya.

Pemain belakang berusia 34 tahun itu mengatakan para dokter dan tenaga medis adalah pahlawan. Merekalah yang berada di garda terdepan untuk menghadapi pandemi ini.

“Apa pun yang dilakukan untuk menghormati mereka akan muncul secepatnya. Mereka adalah pahlawan nyata hari ini. Gambar-gambar dari apa yang telah mereka lakukan benar-benar membuat tergugah,” sambungnya.

Sebelumnya Godin mengkritik langkah pemerintah yang tidak mengambil tindakan tegas, termasuk memberhentikan kompetisi Serie A segera setelah negara tersebut terdampak corona.

“Kami terekspos sampai momen-momen terakhir. Mereka memilih untuk terus melanjutkan kompetisi, untuk melihat apakah kami bisa terus bermain, sampai situasi tak bisa dipertahankan dan sistem kesehatan kolaps,” ungkapnya.

“Kami terus bermain selama beberapa pekan, kami terus berlatih, dan bertanding secara tertutup sampai Rugani dinyatakan positif oleh tes. Baru sampai titik itulah kompetisi berhenti,” tegasnya.

Situasi ini tentu membuat penyebaran semakin luas. Tidak hanya itu ia menilai banyak pemain juga yang bakal tertular virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China itu. Untuk itu pihak klub sempat mengkarantina mereka untuk memastikan tidak ada penularan dari satu pemain ke pemain lain.

Kita berharap pandemi ini segera berakhir. Para pemain bisa berkompetisi lagi. Serie A pun bisa bergulir lagi. Namun kapan roda kompetisi tersebut bisa berputar lagi?

UEFA Pertimbangkan Lanjutan Liga Champions dan Liga Europa Tanpa Penonton

Para pencinta sepak bola  Eropa sedang menanti bagaimana kelanjutan Liga Champions Eropa dan Liga Europa. Apakah kedua kompetisi itu akan benar-benar terhenti? Atau akan dilanjutkan tetapi dengan sejumlah penyesuaian?

Sepertinya pilihan kedua bakal diambil. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Presiden UEFA, Aleksandar Ceferin. Menurut Ceferin, kedua kompetisi itu harus diselesaikan. Pilihannya adalah lebih baik menyelesaikan kompetisi tersebut dengan sejumlah penyesuaian ketimbang tidak dimainkan sama sekali.

Salah satu pilihan adalah tetap memaksakan kompetisi tersebut dilanjutkan meski tanpa penonton sekalipun. Hal ini dinilai lebih baik dari pada kompetisi musim ini tak menentu.

“Kami sedang menunggu perkembangan dari situasi mengerikan ini di dunia, dan terutama di Eropa,” beber Ceferin.

Lebih lanjut ia mengatakan opsi ini bukan yang terbaik. Sulit membayangkan pertandingan sepak bola tanpa penonton.

“Sepakbola memang tidak sama tanpa fans, tapi sudah pasti lebih baik bermain dengan fans daripada tanpa mereka. Faktanya memang sepakbola sepenuhnya tidak sama tanpa penonton.”

Namun demikian baginya lebih baik mengambil kebijakan tersebut, ketimbang tidak memainkan sama sekali. Para penonton bisa menyaksikan laga-laga tersebut melalui saluran televisi.

“Tapi masih lebih baik memainkan pertandingan secara tertutup dan menyaksikannya melalui televisi, hal yang orang-orang butuhkan dan inginkan karena sepakbola memberikan energi positif di rumah mereka, daripada tidak memainkannya sama sekali,” sambungnya.

Ia mengatakan saat ini pihaknya tengah mempertimbangkan untuk menggulirkan kembali kedua kompetisi itu pada Juli atau Agustus. Menunda terlalu lama bukan hal yang pas karena bisa mempengaruhi jalannya kompetisi di musim berikutnya

“Itulah apa yang orang-orang inginkan, membawa energi positif dan akan dimainkan pada Juli atau Agustus. Kami tidak bisa memainkannya pada September atau Oktober,” bebernya lagi.

Mantan kiper Real Madrid, Iker Casillas pun memberikan saran, terutama terkait kelanjutan Liga Europa dan Liga Champions musim ini.

Sebagaimana diketahui saat ini Liga Europa dan Liga Champions terhenti. Liga Europa belum menyelesaikan babak 32 besar saat corona merebak. Sementara itu Liga Champions belum juga menuntaskan babak 16 besar.

Menurut Casillas ada baiknya kedua kompetisi itu melakukan penyesuaian. Ia bahkan menawarkan agar pertandingan final kedua turnamen tersebut digelar pada akhir tahun.

“Bagaimana kita menemukan solusi untuk sepakbola Eropa? Membatalkan musim? Menggelar kompetisi di satu tahun kalender?” ungkap Casillas di jejaring sosial twitter-nya.

Ia menganjurkan hal ini dengan perhitungan kompetisi bisa kembali bergulir dalam empat bulan ke depan. Selanjutnya kompetisi tersebut kembali bergulir untuk memainkan sisa pertandingan hingga laga pamungkas pada akhir tahun nanti.

Eks Kiper Madrid Sarankan Final Liga Champions dan Liga Europa Digelar Akhir Tahun

Saat ini dunia sepak bola sedang terhenti. Tak ada satu pun kompetisi sepak bola yang masih bergulir. Publik pun bertanya-tanya sampai kapan kompetisi itu akan terhenti. Sementara itu wabah corona masih menjadi keprihatinan bersama.

Di tengah situasi serba tak pasti ini muncul banyak spekulasi terkait nasib kompetisi-kompetisi tersebut. Ada juga yang memberikan usulan terkait kelanjutannya. Mantan kiper Real Madrid, Iker Casillas pun memberikan saran, terutama terkait kelanjutan Liga Europa dan Liga Champions musim ini.

Sebagaimana diketahui saat ini Liga Europa dan Liga Champions terhenti. Liga Europa belum menyelesaikan babak 32 besar saat corona merebak. Sementara itu Liga Champions belum juga menuntaskan babak 16 besar.

Menurut Casillas ada baiknya kedua kompetisi itu melakukan penyesuaian. Ia bahkan menawarkan agar pertandingan final kedua turnamen tersebut digelar pada akhir tahun.

“Bagaimana kita menemukan solusi untuk sepakbola Eropa? Membatalkan musim? Menggelar kompetisi di satu tahun kalender?” ungkap Casillas di jejaring sosial twitter-nya.

Ia menganjurkan hal ini dengan perhitungan kompetisi bisa kembali bergulir dalam empat bulan ke depan. Selanjutnya kompetisi tersebut kembali bergulir untuk memainkan sisa pertandingan hingga laga pamungkas pada akhir tahun nanti.

“Artinya, kalau segalanya membaik lagi dalam tiga atau empat bulan, mainkan sisa musim, dengan kompetisi piala, final Liga Champions dan Liga Europa di bulan Desember,” sambungnya.

Tidak hanya itu ia juga menganjurkan terkait perubahan waktu Piala Dunia 2022. Menurutnya terkait perubahan yang ada, perhelatan akbar empat tahunan itu baiknya digelar pada November 2022 mendatang.

“Piala Dunia berikutnya adalah pada November 2022. Penyesuaian,” tegasnya.

Saat ini pihak Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) belum menginformasikan terkait kelanjutan dua kompetisi tersebut. Sempat beredar kabar bahwa UEFA memberikan batas waktu untuk penyelenggaraan kedua turnamen tersebut hingga 3 Agustus 2020. Namun demikian pihak UEFA pun lantas membantah kabar tersebut.

“Telah dilaporkan bahwa Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, mengatakan kepada ZDF di Jerman bahwa Liga Champions UEFA harus selesai pada 3 Agustus. Ini tidak benar. Sudah sangat jelas, Presiden tidak menentukan tanggal yang tepat untuk mengakhiri musim,” ungkap pihak UEFA mengklarifikasi kabar tersebut.

“UEFA saat ini sedang menganalisis semua opsi untuk menyelesaikan musim domestik dan Eropa, bersama Asosiasi Klub Eropa dan liga-liga di Eropa dalam tim yang dibuat pada 17 Maret. Prioritas utama semua anggota tim adalah menjaga kesehatan masyarakat,” sambung pihak UEFA.

Ada Klub Disebut Cari Untung di Tengah Wabah Corona

Saat ini warga dunia sedang menghadapi wabah corona atau Covid-19. Hal ini membuat sendi-sendi kehidupan lumpuh. Tidak terkecuali dunia olahraga. Kompetisi-kompetisi sepak bola sementara ini dihentikan.

Meski begitu muncul tudingan terhadap klub yang disebut mencari keuntungan di tengah pandemi corona ini. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh mantan pelatih timnas Belanda, Louis van Gaal. Pria asal Belanda itu menuding ada klub yang menggunakan situasi krisis ini untuk mendapatkan keuntungan. Meski begitu Van Gaal tak menyebutkan klub yang dimaksud.

“Ada klub yang menyalahgunakan krisis virus Corona untuk keuntungan mereka sendiri lalu membuatnya sebagai pernyataan untuk kesehatan masyarakat,” beber Van Gaal.

Lebih lanjut ia mengatakan dalam situasi seperti ini banyak dugaan dan spekulasi bermunculan. Termasuk juga bagaimaan kelanjutan kompetisi-kompetisi yang sudah berjalan bahkan sudah separuh jalan.

“Ada ban Syak waktu hingga musim panas ini karena Piala Eropa sudah ditunda. Dan andai UEFA dan FIFA mempunyai kehendak baik untuk mengubah peraturan dari menawarkan ruang:, well, lantas akan mulai,”sambungnya.

Di tengah terhentinya kompetisi, ada klub yang mengambil kebijakan untuk memangkas gaji pemain. Namun sebaliknya ada pula klub yang tak mengambil kebijakan tersebut. Salah satunya adalah Tottenham Hotspur.

Ternyata situasi ini membuat geram The Tottenham Hotspur Supporters Trust (THST) atau kelompok suporter fan Spurs. Menurut mereka bila pihak klub tidak mengambil kebijakan pemotongan gaji, mereka khawatir akan berdampak pada keuangan klub.

“Kemarahan kami adalah beberapa staff sudah dipotong gajinya oleh klub, tapi para pemainnya belum. Kami semua hanya ingin yang terbaik untuk klub ini,” ungkap pihak THST.

Lebih lanjut pihak tersebut mengatakan gaji pemain adalah salah satu sumber pengeluaran terbesar. Untuk itu mereka berharap klub segera mengambil keputusan pemotongan gaji agar keuangan klub terselamatkan.

“Gaji pemain adalah beban yang besar untuk klub. Kami meminta klub untuk memotong gaji para pemain,” sambung pernyataan itu.

Sikap yang dilakukan Spurs tak bisa disalahkan. Pasalnya hingga kini belum ada kesepakatan akhir antara Asosiasi Pemain Profesional Inggris (PFA) dengan klub-klub Inggris.

“Berlawanan dengan yang diberitakan media bahwa PFA tidak pernah meminta para pemain menolak pemotongan gaji. Apa yang masih kami bicarakan saat ini adalah mencari metode yang terstruktur dan padu agar semua klub mendapat keadilan,” beber pernyataan resmi PFA.

Lebih lanjut pihak PFA mengatakan sejumlah pihak sudah melakukan komunikasi dengan mereka untuk menghindari pemotongan gaji yang tidak adil.

Seruan Bek Liverpool di Tengah Wabah Corona

Saat ini dunia berjuang menghadapi virus corona. Wabah ini sudah menjadi pandemik karena penyebarannya yang cepat dan korban yang banyak berjatuhan. Kompetisi-kompetisi sepak bola pun dihentikan sementara waktu.

Fokus para pemain saat ini adalah pada keselamatan dan kesehatan.  Selain menjaga diri, para pemain tak lupa untuk memberikan himbauan kepada para penggemarnya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh bek Liverpool, Virgil Van Dijk.

“Tetap tinggal di rumah, tunggu hingga semuanya kembali normal. Itulah satu-satunya hal yang bisa kita lakukan saat ini,” beber Van Dijk.

Lebih lanjut pemain asal Belanda itu mengatakan yang utama saat ini adalah menjaga diri dan keluarga, juga orang-orang terdekat agar tidak sampai terpapar virus tersebut.

“Yang paling penting adalah tetap aman dan menjaga diri sendiri, keluarga Anda dan orang-orang terdekat Anda,” bebernya.

Saat ini kompetisi Liga Primer Inggri terhenti akibat wabah corona. Kompetisi itu ditangguhkan hingga akhir April dan kemungkinan diperpanjang hingga Mei mendatang. Meski timnya di ambang gelar juara, dan terancam kompetisi tak bisa dituntaskan, Van Dijk tetap meminta untuk mengutamakan keselamatan.

“Pertama, tetaplah aman dengan tinggal di rumah. Lakukan hal yang benar, cuci tangan, dan lakukan semua hal yang dikatakan pemerintah. Mungkin Anda sudah mendengarnya setiap detik, tapi lakukanlah karena itu membantu semua orang,” kata Van Dijk.

Dalam situasi seperti ini Van Dijk mengatakan dirinya rindu untuk bermain sepak bola. Ia juga rindu untuk menghibur para penggemarnya sebagaimana dilakukan selama ini di lapangan sepak bola.

“Kedua, kami benar-benar merindukan kalian semua. Kami rindu bermain sepak bola, bekerja keras setiap hari dan menunjukkan kualitas kami kepada kalian,” sambungnya.

Untuk menjaga kebugaran pihak klub telah mengambil sejumlah inisiatif. “Departemen Kebugaran mencoba mengatur beberapa sesi yang bisa kami lakukan bersama melalui video dan saya pikir itu ide bagus.”

Selain latihan bersama dengan panduan melalui video, mereka juga melakukan latihan mandiri setiap hari.

“Selain itu, kami tetap melakukan latihan mandiri seperti berlari atau setidaknya melakukan sesuatu setiap hari,” sambungnya.

Menurutnya dalam situasi seperti ini para pemain harus mampu mengatur diri dan menjaga kebugaran tubuh. Hal ini penting agar saat kompetisi dimulai, mereka pun sudah siap merumput.

“Anda harus pintar dan melakukan hal yang benar untuk menjaga kondisi tubuh pada level tertentu yang bisa membuat Anda siap ketika kompetisi dimulai lagi,” pungkasnya.

PSSI Resmi Hentikan Liga 1 dan Liga 2 Karena Virus Corona

Setelah liga-liga di benua Eropa dan beberapa liga di Asia terhenti karena virus corona. Kini giliran Liga 1 yang akan terhenti. Ya, PSSI telah resmi menghentikan Liga 1 dan 2 karena virus corona. Penghentian ini akan dilangsungkan mulai minggu depan sementara sisa pertandingan yang masih berlangsung di minggu ini akan telah digelar.

“Jauh-jauh hari kami sudah berdiskusi dengan Pak Menpora berkaitan dengan virus Corona. Dinamika di lapangan makin meningkat. Meminta pandangan Menpora, disepakati bahwa Shoppe Liga 1 akan diberhentiman mulai senin (16/03),’’ kata Ketua PSSI, Iwan Bule, seperti dikutip dari bola.net (14/03/2020).

“Senin nanti, kami akan panggil para manajer klub. PT Liga Indonesia Baru (LIB) juga sudah menyampaikan via grup Whatsapp untuk Liga 2 semuanya hampir menyetujui. Jadi ini adalah keputusan kami dengan para Exco yang menghasilkan Shoppe Liga 1 dan Liga 2 ditunda,’’ sambung Iwan Bule.

Virus Corona sendiri semakin menjadi-jadi di Indonesia saat ini. Saat artikel ini dibuat [sadnite] sudah ada 96 masyarakat yang terinveksi virus asal Wuhan tersebut. Dimana delapan orang telah dinyatakan sembuh dan lima orang lainnya meninggal dunia.

Bahkan terbaru, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinyatakan positif terinveksi virus corona. Ini seakan menjadi alarm bahwa virus Corona harus ditangani serius oleh pemerintah. Sebab jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat bisa saja penyebaran virus corona menjadi meledak di Indonesia.

Bukan tak mungkin jika penularan wabah virus Corona terus meningkat, hal ini berpengaruh besar terhadapan jalannya kompetisi Liga 1 musim 2020. Meningat seperti yang kita ketahui Liga 1 musim ini sejatinya diharapkan bisa berakhir sebelum bulan November mengingat di akhir tahun Timnas Indonesia akan tampil di ajang Piala AFF 2020.

Bila kondisi tak memungkinkan untuk Liga terus dilanjutannya, bisa saja gelar juara jatuh ke tangan Persib Bandung mengingat klub berjuluk tim Pangeran Biru ini untuk sementara berada pada puncak klasemen Liga 1 musim 2020.

Sepertinya hal yang terjadi di Inggris saat ini. Dimana jika Premier League tak dapat untuk dilanjutkan, Liverpool bakal dinobatkan sebagai jawara Liga Inggris untuk musim 2019/2020 ini.

Lantas, akankah Persib Bandung jadi juara karena efek corona? Hmm menarik untuk kita nantikan bersama-sama ya.