Jadwal Kompetisi Era New Normal Dinilai Untungkan Juventus

Tim-tim sepak bola di Italia tengah bersiap untuk kembali berkompetisi. Jeda selama beberapa bulan membuat berbagai kompetisi domestik terhenti. Wabah Corona atau Covid-19 yang melanda dunia umumnya dan Italia khususnya telah mengubah banyak hal.

Kini tim-tim peserta bersiap untuk kembali bertarung. Tentu jadwal pertandingan setelah kompetisi kembali bergulir bakal mengalami perubahan. Pelatih Juventus, Maurizio Sarri menyambut baik perubahan tersebut.

Mantan pelatih Chelsea itu menilai berbagai perubahan itu justru akan menguntungkan timnya. Dalam jadwal terbaru, Juventus memiliki waktu istirahat yang cukup. Setelah menghadapi AC Milan di babak semi final kedua Coppa Italia, Bianconeri akan kedatangan AC Milan di pentas Serie A.

Juventus memiliki waktu sepekan untuk mempersiapkan diri menghadapi lawannya di pentas Liga Champions Eropa. Ia menilai jadwal tiga ajang berbeda dengan rentang waktu berbeda membuat mereka bisa mempersiapkan diri lebih baik. Selain itu fokus mereka pun bisa lebih terjaga.

“Saya pikir kami beruntung bermain untuk tiga ajang secara terpisah satu sama lain. Kami dapat memfokuskan motivasi pada satu tujuan pada satu waktu. Ini bisa menjadi keuntungan bagi kami,” beber Sarri.

Ia mengomentari terkait pertemuan mereka dengan Milan. Di pertemuan sebelumnya kedua tim bermain imabgn dengan skor 1-1. Sarri mengatakan pertemuan dengan Milan tidaklah mudah. Ia mengakui Milan sebagai tim yang sukar dikalahkan.

“Semua pertandingan melawan Milan sulit musim ini. Mereka adalah tim yang mempersulit kami dan hasil leg pertama tidak menjamin apa pun bagi kami,” sambung Sarri.

Ia memprediksi tidak akan ada banyak perubahan dalam tim Milan. Jeda yang cukup lama membuat Milan berpotensi kembali mengandalkan formasi yang sama seperti di pertemuan sebelumnya. Ia menilai kedua tim masih berpeluang untuk melangkah ke babak final.

“Penundaan laga membuat saya berpikir bahwa mereka akan bermain dengan starting yang sama dan kompetitif seperti di leg pertama. Hasil dari pertemuan pertama masih terbuka lebar,” pungkasnya.

Di kesempatan terpisah, Sarri memberikan komentar terkait keberadaan Cristiano Ronaldo dan Paulo Dybala. Menurutnya bila menurunkan dua pemain itu sekaligus maka akan meninggalkan celah dalam tim tersebut. Juventus dinilai akan kehilangan pemain di kotak penalti lawan, mengingat kedua pemain tersebut kerap bergerak dari tengah atau menyusur sisi lapangan.

Meski begitu Sarri mengatakan dirinya berusaha untuk mendapatkan formula yang tepat untuk memainkan kedua pemain itu sekaligus. Ia mengakui kedua pemain itu memiliki potensi masing-masing. Kontribusi mereka pada tim jelas tak diragukan lagi.

Serie A Bakal Bergulir Lagi, Zanetti Tetap Was-was

Serie A akan bergulir lagi pada bulan ini. Bila tidak ada halangan berarti kompetisi tersebut akan bergulir kembali pada 20 Juni 2020 mendatang. Namun demikian ada pihak yang masih merasa khawatir dengan situasi saat ini yang belum benar-benar bebas dari wabah Corona atau Covid-19.

Wakil Presiden Inter Milan, Javier Zanetti menjadi salah satu tokoh yang khawatir dengan bergulirnya kembali kompetisi sepak bola di negara tersebut. Ia memang tak keberatan kompetisi dilanjutkan lagi, namun dirinya tetap menyimpan kekhawatiran.

“Memang benar kegiatan olahraga bisa kembali digelar, tetapi untuk saat ini, saya sangat berhati-hati karena ada begitu banyak kekhawatiran,” beber Zanetti.

Lebih lanjut mantan pemain Inter Milan dan tim nasional Argentina itu mengatakan situasi yang terjadi saat ini sungguh menyulitkan bagi banyak orang, tidak hanya mereka yang berkecimpung dalam dunia olahraga. Untuk itu tak heran bila ada banyak hal yang harus dipikirkan.

“Ada saat-saat sulit untuk olahraga, tetapi saya pikir ada banyak orang yang jauh lebih menderita. Amat disayangkan, pandemi ini telah mempengaruhi seluruh dunia dan situasi ini akan membuat kita berpikir banyak tentang banyak hal,” pungkasnya.

Sementara itu Presiden Lecce, Saverio Sticchi Damiani memberikan dukungan agar sepak bola di Italia bisa bergeliat lagi. Ia mengatakan hal tersebut dengan melihat perkembangan kasus penderita Corona atau Covid-19 di negara Italia. Sejauh ini tren pandemi di negara tersebut sudah bergerak ke arah positif.

Selain itu jumlah penderita yang sembuh pun sudah sangat signifikan. Tak heran Damiani berpendapat situasi ini pun menjadi tanda-tanda yang bagus agar industri sepak bola di negara tersebut bergeliat lagi.

“Kami memikirkannya, tentu saja, karena hanya tepat untuk mengambil langkah maju setelah dibuka lagi,” beber Damiani.

Lebih lanjut ia mengatakan situasi yang baik ini mengirimkan sinyal bagi para penggemar untuk bisa menyaksikan tim kesayangannya bertanding. Ia mengambil contoh klubnya yang memiliki stadion dengan kapasitas 30 ribu tempat duduk.

“Saya pikir, jika memungkinkan, akan baik untuk membuat rotasi antara pemegang tiket 20.000 musim kami, jelas dengan tidak menjual tiket baru. Kami memiliki stadion berkapasitas 30.000 tempat duduk di Lecce, jadi akan menyenangkan untuk menawarkan kepada beberapa penggemar kami – secara bergiliran – sedikit hiburan, dengan mengikuti tindakan pencegahan yang diperlukan dan menjamin jarak sosial,” pungkasnya.

Resmi Bergulir Lagi, Ini Jadwal Lengkap Terbaru Serie A Pekan ke-25 Hingga 30

Serie A Italia dipastikan bergulir lagi. Otoritas terkait setempat sudah memastikan hal tersebut. Tanggal 20 Juni 2020 akan menjadi waktu dimulainya kembali kompetisi sepak bola tertinggi di negara tersebut.

Tidak hanya itu pihak operator Serie A pun sudah mengeluarkan jadwal terbaru. Jadwal ini akan melanjutkan kompetisi sebelumnya yang sempat terhenti akibat wabah Corona atau Covid-19. Dengan demikian akan melanjutkan pertandingan pekan ke-26 yang masih menyisahkan 12 laga. Namun sebelum itu masih ada pertandingan tunda di pekan ke-25 yang mempertemukan Torino kontra Parma dan Verona menghadapi Cagliari.

Berikut Jadwal Lengkapnya seperti dilansir dari Detik.com:

Pekan ke-25 (Tunda)
Minggu (21/6/2020) dini hari WIB
00.30 WIB Torino vs Parma
02.45 WIB Verona vs Cagliari

Senin (22/6/2020)
00.30 WIB Atalanta vs Sassuolo
02.45 WIB Inter Milan vs Sampdoria

Pekan ke-27
Selasa (23/6/2020)
00.30 WIB Fiorentina vs Brescia
00.30 WIB Lecce vs AC Milan
02.45 WIB Bologna vs Juventus

Rabu (24/6/2020)
00.30 WIB SPAL vs Cagliari
00.30 WIB Verona vs Napoli
02.45 WIB Genoa vs Parma
02.45 WIB Torino vs Udinese

Kamis (25/6/2020)
00.30 WIB Inter Milan vs Sassuolo
02.45 WIB Atalanta vs Lazio
02.45 WIB AS Roma vs Sampdoria

Pekan ke-28
Sabtu (27/6/2020)
02.45 WIB Juventus vs Lecce
22.15 WIB Brescia vs Genoa

Minggu (28/6)
00.30 WIB Cagliari vs Torino
02.45 WIB Lazio vs Fiorentina
22.15 WIB AC Milan vs AS Roma

Senin (29/6)
00.30 WIB Udinese vs Atalanta
00.30 WIB Sampdoria Bologna
00.30 WIB Napoli vs SPAL
02.45 WIB Parma vs Inter Milan

Pekan ke-29
Rabu (1/7/2020)
00.30 WIB Torino vs Lazio
02.45 WIB Genoa vs Juventus

Kamis (2/7/2020)
00.30 WIB Bologna vs Cagliari
00.30 WIB Inter Milan vs Brescia
02.45 WIB Fiorentina vs Sassuolo
02.45 WIB Lecce vs Sampdoria
02.45 WIB Verona vs Parma

Jumat (3/7)
00.30 WIB Atalanta vs Napoli
02.45 WIB AS Roma vs Udinese

Pekan ke-30
Sabtu (4/7/2020)
22.15 WIB Juventus vs Torino

Minggu (5/7/2020)
00.30 WIB Sassuolo vs Lecce
02.45 WIB Lazio vs AC Milan
22.15 WIB Inter Milan vs Bologna

Senin (6/7/2020)
00.30 WIB Brescia vs Verona
00.30 WIB Cagliari vs Atalanta
00.30 WIB Parma vs Fiorentina
00.30 WIB Sampdoria vs SPAL
00.30 WIB Udinese vs Genoa
02.45 WIB Napoli vs Roma

Wasit Italia Dukung Bergulirnya Kembali Kompetisi Sepak Bola

Saat ini pencinta sepak bola Italia sedang dihadapkan pada informasi menggembirakan terkait rencana bergulirnya kembali kompetisi di negara tersebut. Liga Italia disebut akan kembali digelar setelah sempat vakum selama beberapa bulan.

Ternyata hal ini mendapat dukungan dari banyak pihak. Salah satunya datang dari Asosiasi Wasit Italia (AIA). Sebagaimana dikatakan ketua AIA, Marcello Nicchi, pihaknya menyambut positif wacana untuk kembali menggulirkan kompetisi sepak bola di negara tersebut.

“Restart ini menggembirakan. Andai kita bisa menggelar itu lagi, itu karena ada tanda positif mengenai pandemik dan sekarang kita berharap bisa terus di jalan ini,” beber Nicchi.

Lebih lanjut ia mengatakan wacana tersebut membuat banyak pihak mulai bersemangat untuk membahas dan berbicara tentang sepak bola mulai dari gol-gol, hingga tendangan sudut. Menurutnya dalam situasi yang mencemaskan dan mengkhawatirkan ini, orang-orang butuh hiburan dari sepak bola.

“Kami berharap untuk bisa mulai membahas gol-gol, penalti, tendangan sudut. Orang-orang juga membutuhkan itu dari sisi psikologis.”

Ia mengatakan kehadiran sepak bola bisa memberikan rasa nyaman bagi para penggemar. Bukan rahasia lagi sepak bola merupakan salah satu industri terpenting di Italia.

“Masih dalam masa sulit, merasa nyaman dalam beberapa jam berkat sepakbola merupakan insentif untuk semua orang,” tegasnya.

Tanggal 20 Juni 2020 adalah waktu yang ditetapkan untuk kembali menggulirkan sepak bola di negara tersebut. Mula-mula menggelar pertandingan Serie A, sementara Coppa Italia akan dimulai lebih awal.

Kabar baik itu disampaikan oleh Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora. Menurut Spadafora saat ini Italia sudah mulai bangkit. Karena itu sepak bola pun sepatutnya mengambil langkah serupa.

Namun demikian untuk bisa melanjutkan kompetisi maka harus menaati serangkaian prosedur kesehatan. Dan saat ini Komite Sains Italia sudah menyetujui protoko tersebut.

“Seperti yang sudah kami katakan sejak awal, sepakbola akan dilanjutkan jika kami memiliki prosedur keselamatan yang baik dan Komite Sains Italia telah menyetujui protokol tersebut,” beber Spadafora.

Lebih lanjut ia mengatakan meski Komite Sains sudah menyetujui protokol medis, namun masa karantina harus dijalankan bila ada pemain yang dinyatakan positif Corona atau Covid-19.

“Italia mulai bangkit dan sepakbola sepatutnya mengambil langkah serupa. Komite Sains menyetujui protokol medis yang ada, namun menegaskan pentingnya masa karantina jika ada pemain yang positif mengidap COVID-19.”

Tidak hanya itu pihaknya juga akan menjamin dilaksanakan tes swab untuk para pemain. Hal ini untuk memastikan kompetisi tidak sampai mengganggu akses masyarakat umum untuk mendapat hal serupa.

Mantan Pemain Puji Perkembangan Lazio Saat Ini

Patut diakui saat ini Lazio sudah menunjukkan diri sebagai salah satu klub yang patut diperhitungkan di Serie A. Klub tersebut sudah menunjukkan grafik penampilan yang meningkat dan kini berada di papan atas klasemen sementara.

Sebelum kompetisi terhenti karena wabah Corona atau Covid-19, Lazio berada di urutan kedua dengan raihan total 62 poin. Lazio hanya berjarak satu angka dari Juventus di posisi puncak.

Situasi ini membuat Lazio mendapat apresiasi. Salah satunya dari mantan pemain, Marco Di Vaio. Menurutnya, situsai yang terjadi saat ini sungguh menggembirakan. Para pihak terkait sudah menunjukkan kinerja yang mengagumkan.

Mulai dari direksi yang mampu membangun tim dengan baik. Menariknya, Lazio mampu bermain baik dengan modal pemain yang ada. Lazio tidak mengeluarkan banyak dana untuk mendatangkan pemain bintang.

Selain itu Lazio juga tidak tergoda untuk cepat melepas para pemain bintang. Saat ini nama-nama seperti Ciro Immobile tengah menjadi bidikan banyak klub. Namun manajemen klub tak tertarik dengan berbagai tawaran dan lebih memilih mempertahankan.

“Lazio saat ini telah dibangun di waktu yang tepat. Kelebihan pemilik dan direksi klub adalah telah membangun skuat ini satu bagian demi satu bagian tanpa menjual pemain terbaik,” beber Di Vaio.

Selain itu Lazio juga mampu memaksimalkan pemain yang ada. Bahkan beberapa pemain itu merupakan hasil tempaan Lazio seperti Luis Alberto dan Sergek Milinkovic-Savic. Selain dua nama itu masih ada Lucas Leiva. Para peain ini pun tengah menjadi incaran sejumlah klub.

“Mereka mengambil peluang untuk mendatangkan Ciro Immobile. Mereka hebat dalam menemukan bakat Luis Alberto dan Sergej Milinkovic-Savic atau bahkan Lucas Leiva,” sambungnya.

Di Vadio semakin senang karena Lazio mampu menjadi klub hebat tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Menurut Di Vadio situasi yang terjadi saat ini berbanding terbalik dengan dua decade lalu di mana klub begitu jor-joran untuk berbelanja, namun hasilnya tak selalu sesuai harapan.

“Mereka telah melakukannya tanpa menghamburkan uang ke pasar seperti yang dilakukan dua dekade lalu,” tegasnya.

Saat ini Lazio sedang bersiap untuk memulai berkompetisi lagi setelah sempat terhenti karena wabah Corona. Bila mampu mempertahankan tren positif yang terjadi sebelum kompetisi berhenti, bukan tidak mungkin Lazio akan menjadi salah satu penantang terkuat untuk meraih scudetto musim ini. Namun tidak mudah untuk mendapatkan kembali tren positif setelah masa penangguhan.

Sassuolo, Klub Serie A Pertama yang Kembali Berlatih

Saat ini masa depan Serie A masih menggantung. Belum diketahui secara pasti kompetisi tersebut akan berlanjut lagi atau terhenti. Meski begitu sejumlah klub Serie A membangkitkan harapan dengan memulai latihan.

Sassuolo menjadi klub Serie A pertama yang mulai berlatih pada Senin, 4 Mei 2020. Keputusan ini tentu cukup berani mengingat Italia belum benar-benar pulih dari wabah Corona atau Covid-19.

Meski begitu pihak klub sudah mempersiapkan segala sesuatu dan memastikan menjalani latihan itu sesuai standar dan protokol yang ada. Hanya lapangan latihan yang dibuka sementara berbagai fasilitas lainnya tetap ditutup.

“U.S. Sassuolo Calcio mengumumkan bahwa mulai Senin 4 Mei, akan mengizinkan para pemain menggunakan lapangan Mapei Football Center untuk sesi latihan individu opsional,” beber pihak klub.

Lebih lanjut dikatakan para pemain diharuskan untuk menjaga jarak dan tidak akan dibukakan akses untuk fasiltias di dalam ruangan.

“Para pemain cuma akan diperbolehkan mengakses lapangan-lapangan, dengan mematuhi aturan jaga jarak sosial, sementara akses ke fasilitas dalam ruangan akan dilarang.”

Tidak hanya itu, terkait latihan, para pemain akan dibagi ke dalam tiga lapangan. Masing-masing lapangan pun sudah dibagi kepada masing-masing pemain yang akan menjalani latihan individu selama

“Sesi-sesi individual, yang akan berlangsung pada pagi hari, dari Senin hingga Jumat, dengan memakai tiga lapangan dan enam pemain per jamnya (satu pemain untuk setiap setengah lapangan) tidak akan dihadiri staf teknis, sementara pengawasan medis darurat akan tersedia.”

Selain itu berbagai akses akan ditutup secara khusus untuk pihak-pihak yang tidak terkait dengan latihan yakni akses menuju parkir mobil di luar pintu masuk.

“Akses ke Mapei Football Center dan parkir mobil di luar pintu masuk akan tetap dilarang untuk siapapun yang tidak termasuk dalam subyek-subyek tersebut di atas,” tegas pihak klub.

Sassuolo dan klub-klub Serie A lainnya tentu berharap kompetisi musim ini berlanjut lagi. Termasuk Juventus. Sebagaimana dikatakan sang presiden, Andrea Agnelli, pihaknya tidak akan mendapat gelar Scudetto secara cuma-cuma. Ia justru berharap kompetisi bisa berlanjut sehingga penentuan gelar juara bisa dilakukan secara adil.

“Anda semua tahu bahwa saya tidak terlalu banyak berpendapat di media dan lebih suka diam. Itu mungkin memicu interpretasi yang salah tentang bagaimana keinginan Juventus sebenarnya,” beber Agneli.

Lebih lanjut ia mengatakan pihaknya tidak ingin agar kompetisi musim ini berakhir lebih cepat. Ia justru mendesak agar Serie A bisa berlanjut lagi.

Pelatih AS Roma: Tiap Pertandingan Sangat Menguras Tenaga

Pelatih AS Roma, Paulo Fonseca angkat bicara terkait persaingan di Serie A Italia. Menurut pria asal Portugal itu kompetisi Serie A sangat ketat, persaingan di antara tim begitu tinggi.

Hal ini menuntut kerja keras dari setiap pemain dan pelatih. Fonseca yang mendapat kepercayaan untuk mengembalikan kejayaan Serigala Roma mendapat tantangan berat. Pria yang pernah melatih klub Portugal itu mengakui tanggung jawab untuk membangun tim baru sangat berat.

“Tantangan terbesarnya adalah membangun tim baru. Sebelumnya, saya akan selalu fokus ke tim saya dan membiarkan tim-tim lain khawatir soal kami. Saya menyadari tak bisa melakukan itu di sini,” beber Fonseca.

Lebih lanjut Fonseca mengatakan dirinya harus mendapatkan keseimbangan antara prinsip dan kenyataan. Ia juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar klub.

“Saya harus menemukan keseimbangan antara prinsip-prinsip saya dan realita atas apa yang dibutuhkan untuk bermain di Serie A. Di sini, Anda harus memikirkan bagaimana lawan bermain,” sambungnya.

Ia mengatakan kualitas kepelatihan dari setiap kontestan di Serie A sangat tinggi. Hal ini membuatnya tidak bisa tidak selalu menaruh perhatian pada klub lain. Ia pun ditutut untuk selalu menyesuaikan diri dengan lawan.

“Kualitas dari kepelatihan dan taktik masing-masing lawan itu sangat tinggi, Anda tak bisa cuma fokus ke diri sendiri. Anda harus secara kontinyu menyesuaikan diri terhadap lawan. Itu mengejutkan buat saya.”

Terkait pertandingan demi pertandingan yang dijalani, Fonseca mengatakan laga-laga tersebut sangat menguras tenaga dan pikiran. Ia mengatakan setiap pertandingan memiliki tantangan masing-masing. Hal ini membuatnya tidak bisa tenang, apalagi bersikap santai.

“Setiap pertandingan itu sangat menguras tenaga dan pikiran, sebuah tantangan nyata secara taktik. Setiap laga punya kisahnya masing-masing, Anda tak pernah bisa santai. Kami tak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan tim lain. Anda bersiap, tapi sulit untuk tahu persis bagaimana mereka akan bermain,” sambungnya.

Apa yang dialami Fonseca ini membenarkan pernyataan pelatih asal Portugal lainnya yakni Jose Mourinho. Sosok yang kini menjadi pelatih Tottenham Hotspur itu pernah mengatakan betapa sulit menjadi pelatih di Serie A.

“Dia benar. Dan yang berbeda juga adalah setiap timnya ingin memainkan bola, tidak ada yang cuma berpikir soal bertahan, meski mereka semua tahu bagaimana caranya bertahan,” pungkasnya.

Saat ini kompetisi Serie A sedang ditangguhkan. Belum diketahui kapan kompetisi itu akan berlanjut, atau sebaliknya, belum ada keputusan resmi bahwa kompetisi tersebut akan berakhir.

 

Wabah Corona Berlarut, Klub Italia Terancam Bangkrut

Wabah Corona atau Covid-19 tidak hanya melumpuhkan semua aspek kehidupan, termasuk dunia olahraga, tetapi juga membuat nasib klub sepak bola seakan berada di ujung tanduk. Pasalnya bila wabah ini terus berlanjut bukan tidak mungkin ada klub yang bakal gulung tikar.

Hal ini seperti dikatakan CEO Monza, Adriano Galliani. Menurutnya situasi saat ini benar-benar mengguncang stabilitas keuangan klub. Tidak mudah memang untuk bertahan dalam kondisi seperti sekarang ini. Untuk bisa bergulir secara normal, masih harus butuh waktu setelah wabah benar-benar berakhir.

“Hanya virusnya yang bisa menentukan waktunya. Sangat sulit, karena suatu hari kita harus kembali latihan dengan sepakbola dan itu akan membutuhkan waktu empat pekan sebelum mereka siap bermain. Jadi, saya tak tahu kapan liga bisa di mulai lagi,” beber Galliani.

Lebih lanjut mantan petinggi AC Milan itu mengatakan situasi ini membuat klub harus memutar otak untuk menjaga keseimbangan neraca keuangan. Tidak sedikit yang mengambil kebijakan pemotongan gaji terhadap pemain dan staf pelatih. Namun bisa saja hal tersebut tidak cukup untuk menghindari klub dari jurang kebangkrutan.

“Apa yang bisa saya bilang adalah utang yang dimiliki beberapa klub dan kehilangan kentungan, itu akan menjadi situasi yang dramatis. Beberapa klub Italia berisiko bangkrut tanpa keuntungan baru,” lanjutnya.

Ia mengatakan situasi ini tidak hanya dialami oleh klub-klub kecil. Menurutnya hampir semua klub terdampak wabah Corona.

“Tak seorang pun bisa bertahan dalam penangguhan kompetisi yang lama dalam sepakbola,” tegasnya.

Sementara itu terkait kelanjutan kompetisi Serie A musim ini masih menjadi tanda tanya. Berkembang wacana terkait penjadwalan ulang Serie A. semula Serie A dijadwalkan berakhir pada 30 Juni namun Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) melakukan penyesuaian dengan memundurkan ke 2 Agustus 2020 nanti.

Sebagaimana dikatakan Presiden FIGC, Gabriele Gravina, pihaknya berusaha mencari segara cara untuk mendapatkan solusi terbaik. Menurutnya menyelamatkan musim kompetisi kali ini dan musim berikutnya adalah bagian dari prioritas.

“Dunia sepakbola bekerja tanpa henti dan penuh tanggung jawab demi menemukan solusi yang konkrit dan berkelanjutan untuk krisis akibat COVID-19. Langkah ini diperlukan juga untuk melindungi musim 2020-2021,” beber Gabriele Gravina.

Lebih lanjut Gravina mengatakan dirinya sangat mengapresiasi kerja pemerintah yang bertindak responsif terhadap situasi yang ada saat ini. Pihaknya selalu berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk menghadapi situasi ini.

Italia Lewati Puncak Pandemi Corona, Pemain Serie A Diprediksi Kembali Berlatih Bulan Depan

Saat ini Italia dikabarkan telah melewati puncak pandemi Corona atau Covid-19. Tentu ini menjadi kabar gembira bagi warga Italia. Tidak terkecuali bagi penggemar kometisi sepak bola Serie A.

Para pemain Serie a dikabarkan akan segera berlatih. Diperkirakan para pemain tersebut bisa berlatih lagi pada awal bulan depan.

Saat ini warga Italia masih mengalami karantina wilayah. Sebagaimana ketentuan sebelumnya, karantina itu akan berlangsung hingga 3 Mei 2020 nanti. Setelah masa karantina berakhir, para pemain Serie A diharapkan perlahan-lahan mulai berlatih.

Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora. Namun demikian sang menteri mengatakan hal ini ditentukan oleh perkembangan status kesehatan masyarakat dalam beberapa waktu ke depan.

“Beberapa minggu ke depan akan sangat penting untuk memahami evolusi situasi perawatan kesehatan, dan bagaimana, jika, dan kapan kami bisa kembali bermain olahraga di semua level,” beber Spadafor.

Lebih lanjut sang menteri mengatakan ia berharap latihan para pemain Serie A bisa terjadi tak lama setelah masa karantina berakhir. Ia mengharapkan jadwal tersebut tidak berubah dan tetap menjadi patokan bagi para pemain untuk mulai bersiap menjalani latihan, termasuk bila itu hanya terjadi secara tertutup.

“Kami berharap mengonfirmasi tanggal 4 Mei untuk kembali ke pelatihan sesegera mungkin. Saya berharap kami bisa tetap berpatokan pada tanggal itu, bahkan jika hanya untuk pelatihan di balik ruangan tertutup,” sambungnya.

Meski masa karantina wilayah semakin mendekati kesudahan, sang menteri mengatakan saat ini masyarakat Italia masih tetap waspada dan tetap mematuhi protocol yang ada. Kesehatan dan keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas.

“Pada saat ini, satu-satunya perhatian kami adalah kesehatan dan keselamatan masyarakat umum,” pungkasnya.

Italia merupakan salah satu negara yang paling terdampak wabah corona atau Covid-19. Jumlah penderita dan korban meninggal di negara tersebut menginjak angka ribuan. Situasi ini sampai-sampai membuat bek Inter Milan, Diego Godin angkat bicara.

Pemain asal Uruguay itu mengaku kesal dengan lambannya pemerintah menangani wabah tersebut. Selain karena kelalaian masyarakat yang meremehkan wabah tersebut, ia juga menyesali lambannya pemerintah menangani wabah tersebut.

“Itu bukan masalah besar pada awalnya. Semua orang mengira itu masalah di Cina dan tidak akan menyebar ke negara lain,” beber Godin.

Lebih lanjut mantan bek Atletico Madrid itu mengatakan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah Italia sangat lambat. Ia menyayangkan hal tersebut.

Drama 7 Gol Warnai Laga AS Roma Kontra Cagliari

AS Roma menjalani laga ketat kontra Cagliari di pekan ke-26 Serie A Italia. Pertandingan ini digelar di Sardegna Arena yang merupakan kandang Cagliari pada Senin, 2 Maret 2020 dini hari WIB. Sebanyak tujuh gol tercipta di laga ini.

AS Roma akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 4-3. Empat gol Serigala Roma disumbangkan oleh Nikola Kalinic yang mencetak brace atau dua gol. Dua gol lainnya dilesatkan oleh Justin Kluivert dan Henrikh Mkhitaryan. Sementara itu tiga gol tuan rumah dicetak oleh Joao Pedro yang mencetak dua gol dan satu gol dari Gaston Pereiro.

Tambahan tiga poin belum mengubah posisi Serigala Roma di tabel klasemen sementara. Roma yang mengemas total 45 poin masih tertahan di posisi kelima. Sementara itu Cagliari masih berada di luar lingkaran 10 besar, tepatnya di urutan ke-11 dengan tabungan total 32 poin.

Kedua tim menurunkan formasi terbaik di laga ini. Sebagai tuan rumah Cagliari tak mau membuang kesempatan untuk mencetak gol. Terbukti tuan rumah sukses memimpin lebih dulu.

Meski meraih kekalahan kubu Cagliari tetap puas. Sebagaimana dikatakan sang pelatih, Rolando Maran, timnya sudah berjuang maksimal sejak awal pertandingan hingga akhir laga.

“Percaya sampai akhir pertandingan tidak cukup, kami harus lebih kuat selama 90 menit. Kami mencetak tiga gol, tetapi kebobolan terlalu mudah, ” beber Maran.

Lebih lanjut Maran mengatakan para pemainnya sudah berjuang maksimal. Namuan demikian ia menilai para pemainnya sedikit dihantui kecemasan.

“Para pemain mencoba yang terbaik, tetapi ada kecemasan dalam situasi bertahan dan jika Anda melakukan itu lagi melawan tim seperti Roma, menjadi tidak mungkin untuk menebus kesalahan.” “Kami perlu menemukan kepercayaan kembali,” sambungnya.

Sementara itu pelatih AS Roma, Paolo Fonseca mengatakan hasil ini tidak lepas dari perubahan strategi yang dipakai. Ia mengubah lima pemain yang tampil saat menghadapi Gent di babak 32 besar Liga Europa beberapa waktu lalu.

“Kami mengubah lima pemain dari pertandingan dengan Gent (Liga Europa), karena beberapa di antaranya lelah,” beber Fonseca.

“Saya kemudian untuk memutuskan untuk memainkan Kalinic, dia berlatih dengan baik, dan lainnya juga memiliki performa yang bagus,” tegas Fonseca.

Susunan Pemain Cagliari versus AS Roma:

Cagliari: Olsen; Cacciatore, Pisacane, Klavan, Pellegrini; Ionita (Pereiro 66′), Oliva, Rog (Ragatzu 90′); Nainggolan, Joao Pedro; Paloschi (Simeone 67′).

Pelatih: Rolando Maran

AS Roma: Pau Lopez; Bruno Peres (Santon 84′), Fazio, Smalling, Kolarov; Villar, Cristante; Under (Carles Perez 76′), Mkhitaryan, Kluivert (Veretout 85′); Kalinic.

Pelatih: Paulo Fonseca