Mantan Pemain Puji Perkembangan Lazio Saat Ini

Patut diakui saat ini Lazio sudah menunjukkan diri sebagai salah satu klub yang patut diperhitungkan di Serie A. Klub tersebut sudah menunjukkan grafik penampilan yang meningkat dan kini berada di papan atas klasemen sementara.

Sebelum kompetisi terhenti karena wabah Corona atau Covid-19, Lazio berada di urutan kedua dengan raihan total 62 poin. Lazio hanya berjarak satu angka dari Juventus di posisi puncak.

Situasi ini membuat Lazio mendapat apresiasi. Salah satunya dari mantan pemain, Marco Di Vaio. Menurutnya, situsai yang terjadi saat ini sungguh menggembirakan. Para pihak terkait sudah menunjukkan kinerja yang mengagumkan.

Mulai dari direksi yang mampu membangun tim dengan baik. Menariknya, Lazio mampu bermain baik dengan modal pemain yang ada. Lazio tidak mengeluarkan banyak dana untuk mendatangkan pemain bintang.

Selain itu Lazio juga tidak tergoda untuk cepat melepas para pemain bintang. Saat ini nama-nama seperti Ciro Immobile tengah menjadi bidikan banyak klub. Namun manajemen klub tak tertarik dengan berbagai tawaran dan lebih memilih mempertahankan.

“Lazio saat ini telah dibangun di waktu yang tepat. Kelebihan pemilik dan direksi klub adalah telah membangun skuat ini satu bagian demi satu bagian tanpa menjual pemain terbaik,” beber Di Vaio.

Selain itu Lazio juga mampu memaksimalkan pemain yang ada. Bahkan beberapa pemain itu merupakan hasil tempaan Lazio seperti Luis Alberto dan Sergek Milinkovic-Savic. Selain dua nama itu masih ada Lucas Leiva. Para peain ini pun tengah menjadi incaran sejumlah klub.

“Mereka mengambil peluang untuk mendatangkan Ciro Immobile. Mereka hebat dalam menemukan bakat Luis Alberto dan Sergej Milinkovic-Savic atau bahkan Lucas Leiva,” sambungnya.

Di Vadio semakin senang karena Lazio mampu menjadi klub hebat tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Menurut Di Vadio situasi yang terjadi saat ini berbanding terbalik dengan dua decade lalu di mana klub begitu jor-joran untuk berbelanja, namun hasilnya tak selalu sesuai harapan.

“Mereka telah melakukannya tanpa menghamburkan uang ke pasar seperti yang dilakukan dua dekade lalu,” tegasnya.

Saat ini Lazio sedang bersiap untuk memulai berkompetisi lagi setelah sempat terhenti karena wabah Corona. Bila mampu mempertahankan tren positif yang terjadi sebelum kompetisi berhenti, bukan tidak mungkin Lazio akan menjadi salah satu penantang terkuat untuk meraih scudetto musim ini. Namun tidak mudah untuk mendapatkan kembali tren positif setelah masa penangguhan.

Dipermalukan Lazio, Juventus Gagal Raih Trofi Piala Super Italia

Juventus gagal meraih trofi Piala Super Italia 2019. Tim berjuluk Nyonya Besar itu gagal bersaing dengan Lazio dalam pertandingan yang digelar di Stadion King Saud University, Riyadh, Arab Saudi pada Minggu, 22 Desember 2019.

Bianconeri menyerah dengan skor 1-3. Satu-satunya gol Juventus dicetak oleh Paulo Dybala di menit ke-45. Sementara itu tiga gol Lazio dilesatkan oleh Luis Alberto di menit ke-16, Senad Lulic di menit ke-73, dan Danilo Cataldi di menit ke-90+4.

Kegagalan ini membuat Juventus gagal menutup tahun 2019 dengan gelar juara. Sementara itu bagi Lazio kesuksesan ini membuat mereka sukses menutup tahun ini dengan trofi.

Kedua tim tampil dengan beberapa perubahan dari sisi formasi. Pelatih Juventus, Maurizio Sarri, misalnya, tidak menurunkan kekuatan terbaik seperti biasa. Salah satunya, Sarri tidak memasukan Matthijs De Ligt. Namun demikian Sarri tetap mengandalkan Cristiano Ronaldo, Paulo Dybala, dan Gonzalo Higuain di lini depan.

Usai pertandingan Sarri mengakui Lazio tampil lebih baik. Ia menyebut lawan mampu mengendalikan laga sejak awal permainan.

“Kami melalui laga ini dengan kekurangan energi secara fisik dan mental. Ini biasa terjadi, sementara Lazio sedang dalam performa yang sangat bagus,” beber Sarri.

Lebih lanjut mantan pelatih Chelsea itu mengatakan kekalahan ini bukan karena tumpulnya para pemain depan terutama trio Ronaldo, Dybala, dan Higuain.

“Kami tidak kalah karena trio lini serang, karena kami kebobolan gol (kedua dan ketiga) sesaat setelah saya menurunkan seorang gelandang (Ramsey untuk Higuain),” sambungnya.

Atas kekalahan ini Sarri pun melayangkan permintaan maaf kepada para pendukungnya. Ia mengaku mereka gagal meraih gelar. Namun demikian ia menegaskan masih ada sejumlah kesempatan bagi mereka untuk meraih trofi.

“Kami meminta maaf karena kehilangan gelar, namun kami masih memiliki banyak pertandingan dalam kompetisi yang harus dimainkan dalam lima bulan ke depan. Ada kemarahan, namun menangisinya tidak akan menyelesaikan masalah,” bebernya.

Susunan pemain Juventus versus Lazio:

Juventus: 1-Wojciech Szczesny; 2-Matteo De Sciglio (16-Juan Cuadrado 55′), 19-Leonardo Bonucci, 28-Merih Demiral, 12-Alex Sandro; 30-Rodrigo Bentancur, 5-Miralem Pjanic, 14-Blaise Matuidi (11-Douglas Costa 76′); 10-Paulo Dybala, 21-Gonzalo Higuain (8-Aaron Ramsey 66′), 7-Cristiano Ronaldo

Pelatih: Maurizio Sarri

Lazio: 1-Thomas Strakosha; 3-Luiz Felipe, 33-Fransesco Acerbi, 26-Stefan Radu; 29-Manuel Lazzari, 21-Sergej Milinkovic-Savic, 6-Lucas Leiva (32-Danilo Cataldi 64′), 10-Luis Alberto (16-Marco Parolo 66′), 19-Senad Lulic; 17-Ciro Immobile (20-Felipe Caicedo 82′), 11-Joaquin Correa

Pelatih: Simone Inzaghi

AS Roma Sukses Tekuk Napoli di Pekan ke-11 Serie A

AS Roma berhasil memetik kemenangan di pekan ke-11 Serie A Italia. Tampil di kandang sendiri di Stadion Olimpico pada Sabtu, 2 November 2019, Serigala Roma sukses membungkam tamunya Lazio dengan skor 2-1.

Sepasang gol Giallorossi dipersembahkan oleh Nicolo Zaniolo di menit ke-19 dan penalti Jordan Veretout di menit ke-55. Sementara itu satu-satunya gol Napoli dicetak oleh Arkadiusz Milik di menit ke-72.

Tambahan tiga poin membuat tabungan poin Roma menjadi 22 dari 11 pertandingan. Roma berada di posisi ketiga. Sementara itu Napoli gagal memperbaiki posisi dan kini berada di posisi ketujuh dengan raihan total 18 poin dari 11 laga yang telah dijalani.

Kemenangan AS Roma di laga ini tidak lepas dari performa apik para pemainnya. Sekalipun tampil di bawah tekanan Napoli, Roma bermain lebih efektif. Penguasan bola dipegang tim tamu dengan prosentase 54 persen. Namun tiga sepakan tepat sasaran Napoli hanya satu yang berbuah gol, berbanding tiga milik tuan rumah.

Gol pertama Roma tak lepas dari kejelian Zaniolo dalam melepaskan sepakan menggunakan kaki kiri yang tak mampu dibendung kiper Napoli. Bagi Nicolo ini merupakan gol keempat dari empat pertandingan terakhir. Roma memimpin satu gol hingga babak pertama berakhir.

Di awal babak kedua, tuan rumah kembali menggandakan keunggulan. Kali ini terjadi melalui eksekusi penalti Veretout yang tak mampu digagalkan kiper Napoli. Sebelum laga usai tim tamu sempat memperkecil ketertinggalan. Berawal dari umpan Lozano, Milik sukses mengkonversi menjadi gol.

AS Roma beruntung meraih poin penuh di laga ini. Jelang bubaran, salah satu pemainnya, yakni Yildrin Cetin mendapat kartu merah.

“Kami menghadapi tim yang kuat, tapi kami memulai dengan buruk, selalu mengoper ke belakang. Kami mencetak gol bagus, membuang penalti, dan tim merasakan kemunduran itu. Jadi kami kehilangan agresi dan penempatan posisi,” beber pelatih Roma, Paulo Fonseca.

Lebih lanjut Paulo Fonseca mengatakan timnya sempat tertekan di babak pertama. Namun setelah jeda mereka sukses bangkit dan mampu menguasai jalannya pertandingan.

“Wajar saja Napoli mengambil keuntungan dari sana dan bereaksi dengan cara mereka. Kami berbicara saat turun minum, dan sadar harus terus menekan mereka hingga jauh ke depan, sejak saat itu kami mengontrol pertandingan, dengan babak kedua yang bagus,” lanjutnya.

Susunan pemain AS Roma versus Napoli:

AS Roma (4-2-3-1): 13-Pau Lopez; 37-Leonardo Spinazzola, 15-Mert Cetin, 6-Chris Smalling, 11-Aleksandar Kolarov; 21-Jordan Veretout, 23-Gianluca Mancini; 22-Nicolo Zaniolo, 27-Javier Pastore, 99-Justin Kluivert; 9-Edin Dzeko.

Pelatih: Paulo Fonseca

Napoli (4-4-2): 1-Alex Meret; 22-Di Lorenzo, 44-Kostas Manolas, 26-Kalidou Koulibaly, 6-Mario Rui; 7-Jose Callejon, 20-Zielinski, 8-Fabian Ruiz, 24-Lorenzo Insigne; 99-Arkadiusz Milik, 14-Dries Mertens.

Pelatih: Carlo Ancelotti