Inilah Hal Spektakuler yang Dilakukan Klopp Tapi Tak Bisa Ditiru Guardiola

Berbicara pelatih terbaik dunia tak akan lepas dari nama Jurgen Klopp dan Pep Guardiola. Keduanya sudah terbukti mampu membuat tim yang dilatihnya menjadi juara.

Klopp mulai dikenal sebagai salah satu pelatih terbaik ketika menangani Borussia Dortmund. Selama melatih Dortmund, Klopp berhasil mempersembahkan gelar juara DFL Supercup 2008, DFB Pokal 2011/12, Bundesliga 2010/11 dan 2011/12.

Tak hanya itu, Dortmund juga berhasil membuat gebrakan di Eropa dengan masuk final Liga Champions pada tahun 2013. Dan kini Klopp dianggap telah sukses juga bersama Liverpool. Dilansir dari laman goal.com (22/03/2020) Klopp berhasil membawa Liverpool bertengger kokoh dipuncak klasemen Liga Inggris dengan raihan 82 poin dari 29 laga.

The Reds unggul jauh atas rival terdekatnya yaitu Manchester City yang menempati posisi kedua dengan raihan 57 poin dari 28 laga yang telah dijalani. Tak hanya itu, Klopp berhasil membuat Liverpool meraih 3 gelar juara pada musim lalu yaitu juara Liga Champions, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antar Klub.

Sedangkan Pep Guardiola sudah sebagai salah satu pelatih terbaik dunia saat berhasil membawa Barcelona menjadi tim yang sangat ditakuti pada saat itu. Kemudian Pep mencoba menjajal sepakbola Jerman dengan melatih Bayern Munchen.

Di Munchen, Pep berhasil membuat Munchen mendominasi kompetisi domestik. Kini Pep menangani Manchester City dan berhasil juga membuat City menjadi tim sangat sulit dikalahkan dan membawa banyak gelar untuk tim asal Manchester ini.

Namun siapa sangka ada hal spektakuler yang dilakukan Klopp tapi tak bisa ditiru Pep.Membangun dan sukses bersama tim yang kurang “seimbang.” Klopp sendiri ketika adalah pelatih yang menyukai tantangan.

Ia tak melatih tim yang sudah sangat bagus dan siap dalam segi finansial. Justru Klopp lebih memilih melatih yang kurang “seimbang” seperti Dortmund dan Liverpool. Saat pertama kali melatih Dortmund, Klopp punya tugas berat mengangkat tim karena di tahun sebelumnya Dortmun berada di papan bawah.

Perlahan tapi pasti Klopp berhasil menyulap Dortmund menjadi tim yang lebih siap dalam perburuan gelar juara. Hal sama dilakukan Klopp ketika pertama kali menangani Liverpool dengan berhasil mengangkat tim yang sebelumnya kesulitan masuk Liga Champions dan kini menjadi kandidat kuat menjadi juara di setiap kompetisi yang diikuti Liverpool.

Berbeda dengan Pep yang melatih Barcelona dengan Messi, Xavi, Iniesta, melatih Munchen yang sudah sangat kuat sebelum kedatangannya, dan melatih City yang selalu jadi kandidat juara berkat finansialnya.

 

 

 

 

Ini Para Pemain Setan Merah yang Diwaspadai Guardiola

Pep Guardiola mengungkapkan sejumlah nama yang patut diwaspadai saat Manchester City berjumpa Manchester United di semi final Carabao Cup atau Piala Liga Inggris. Pertemuan kedua tim asal kota Manchester itu akan terjadi di Stadion Old Trafford pada Selasa, 7 Januari 2019 waktu setempat atau Rabu dini hari WIB.

Pelatih asal Spanyol itu pun sudah mewanti-wanti para pemainnya untuk menaruh perhatian pada sejumlah pemain Setan Merah. Para pemain yang dimaksud itu adalah para pemain muda yang menghuni lini serang.

Beberapa dari antaranya adalah Daniel James dan Marcus Rashford. Selain itu ada Mason Greenwood dan Anthony Martial. Tak ketinggalan adalah Jesse Lingard. Para pemain itu dikenal memiliki kecepatan di atas rata-rata.

“Saat mereka bisa berlari, mereka merupakan salah satu tim terbaik, dan tak cuma di Inggris. Saya akan bilang, karena kecepatan yang mereka miliki –(Daniel) James, (Mason) Greenwood, (Anthony) Martial, (Marcus) Rashford, dan (Jesse) Lingard,” ungkap Pep Guardiola.

Lebih lanjut mantan pelatih Barcelona itu memprediksi para pemain itu akan memberikan ancaman melalui pergerakan dan kecepatan mereka. Untuk itu ia akan menginstruksikan para pemainnya, terutama di lini belakang untuk tidak melakukan kesalahan.

“Saya mempunyai firasat bahwa mereka akan terus berlari, satu, dua atau tiga kali, atau sebanyak mungkin mereka mampu. Dan kami harus mengurangi kesalahan saat membangun serangan. Kami harus bersiap untuk itu, tapi kami harus memainkan permainan kami sendiri,” lanjut Guardiola.

Kedua tim tidak hanya memiliki skuad mumpuni. Lebih dari itu laga ini merupakan pertarungan gengsi antara dua tim sekota. Bahkan kuatnya rivalitas, City kerap dianggap sebagai tetangga berisik bagi Setan Merah.

“Saya tahu untuk tahun itu (2009) ketika saya tidak di sini kami (Man City) adalah tetangga yang berisik. Sekarang saya tidak tahu siapa kami. Saya belum berada di sini untuk waktu yang lama untuk merasakan apa artinya (bermain melawan) Liverpool bagi penggemar kami. Akan tetapi, saya tahu persis apa artinya melawan United bagi mereka,” ungkap Guardiola.

Guardiola membandingkan laga derby di kompetisi lain. Meski begitu ia mengatakan laga penting tidak hanya terkait derby tetapi juga saat menghadapi tim-tim kuat lainnya.

“Derby di Spanyol (bagi Barcelona) misalnya adalah melawan Espanyol dan Real Madrid dan di sini tentu saja melawan United adalah derby. Di Inggris ada banyak tim top, bukan hanya satu atau dua seperti di negara lain. Derby di kota ini penting bagi penggemar kami, tetapi menghadapi tim top lainnya juga penting,” tegas pelatih asal Spanyol itu.

 

 

 

Jelang Semi Final Piala Liga Inggris, Guardiola Waspadai Pemain Depan Man United

Salah satu laga menarik akan tersaji di Stadion Old Trafford, Selasa, 7 Januari 2020 waktu setempat atau Rabu dini hari WIB, saat tuan rumah Manchester United menjamu Mancheser City di babak semi final Piala Liga Inggris atau Carabao Cup.

Kedua tim tentu memiliki skuad mumpuni. Namun demikian kubu City begitu mewaspadai lini serang Setan Merah. Pasalnya para pemain depan United memiliki kecepatan lantaran usia mereka yang masih muda. Daniel James dan Marcus Rashford adalah contoh.

“Saat mereka bisa berlari, mereka merupakan salah satu tim terbaik, dan tak cuma di Inggris. Saya akan bilang, karena kecepatan yang mereka miliki –(Daniel) James, (Mason) Greenwood, (Anthony) Martial, (Marcus) Rashford, dan (Jesse) Lingard,” beber pelatih Manchester City, Pep Guardiola.

Lebih lanjut mantan pelatih Barcelona itu memprediksi para pemain itu akan memberikan ancaman melalui pergerakan dan kecepatan mereka. Untuk itu ia akan menginstruksikan para pemainnya, terutama di lini belakang untuk tidak melakukan kesalahan.

“Saya mempunyai firasat bahwa mereka akan terus berlari, satu, dua atau tiga kali, atau sebanyak mungkin mereka mampu. Dan kami harus mengurangi kesalahan saat membangun serangan. Kami harus bersiap untuk itu, tapi kami harus memainkan permainan kami sendiri,” lanjut Guardiola.

Sementara itu Guardiola juga memberikan apresiasi atas kinerja pelatih United, Ole Gunnar Solskjaer. Menurut Guardiola pelatih tersebut memiliki hasrat yang kuat untuk meraih kemenangan.

“Saya pikir dia mulai melihat timnya seperti yang dia inginkan. Pertandingan (liga) terakhir melawan Arsenal, mereka memang kalah, tetapi Anda melihat dengan jelas apa yang dia inginkan,” sambung Guardiola.

Meski performa United belum sesuai harapan, Guardiola sebut tugas menjadi pelatih tim besar tidaklah mudah. Ia mengatakan untuk meraih prestasi dibutuhkan waktu.

“Tidak mudah untuk menangani tim, klub besar, yang selalu menuntut untuk menjadi juara di semua kompetisi. Tetapi, saya pikir setiap manajer membutuhkan waktu, dan saya merasa United mulai bermain seperti yang dia inginkan,” sambungnya.

Sementara itu pelatih United mengatakn timnya mematok target kemenangan di laga ini. Solskjaer mengatakan timnya berharap bisa meraih kemenangan di hadapan para pendukungnya.

“Kami akan menargetkan performa seperti itu, dua hari yang bagus melawan Tottenham dan City dalam waktu singkat tapi setiap laga punya nyawanya sendiri,” beber Solskjaer.

Lebih lanjut pelatih asal Norwegia itu mengatakan pertandingan ini akan berjalan menarik. Menurutnya hal yang terpenting dalam laga derby adalah keberanian, tidak semata-mata performa dan statistik.