Umuh Muchtar Bersedia Jadi Sekjen PSSI, Tapi Bukan Karena Faktor Ini

Siapa sosok yang tepat untuk menggantikan Ratu Tisha sebagai Sekjen PSSI? Demikian pertanyaan yang mengemuka menyusul mundurnya Ratu Tisha dari jabatan tersebut.

Sejumlah nama pun berhembus untuk mengisi posisi tersebut. Salah satunya adalah Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Umuh Muchtar.

Tidak hanya mencuat sebagai salah satu kandidat, Umuh pun tegas mengatakan siap bersaing untuk menjadi Sekjen PSSi. Ia mengatakan dirinya siap bila dipercaya dan siap bersaing untuk menjalani semua seleksi.

“Saya siap saja, biar saja. Tapi semua transparan. Saya terus terang tidak akan berat ke mana saja,” beber Umuh.

Lebih lanjut ia menepis anggapan bahwa keinginannya untuk mengisi posisi tersebut karena memiliki kedekatan dengan ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan. Ia mengatakan dirinya sangat menjunjung profesionalisme.

“Nanti, ada anggapan ‘oh pantes Wa Umuh dekat dengan ini’ ya tidaklah. Saya Persib, tapi kalau bicara profesional hal yang diutamakan. Ini supaya saya tidak jadi bulan-bulanan orang juga,” bebernya.

Sebelumnya Ratu Tisha memilih mundur dari jabatan Sekretaris Jenderal PSSI pada Senin, 13 April 2020. Melalui surat yang dikirimkan kepada PSSI, Tisha tak membeberkan alasan jelas terkait keputusan tersebut.

Pengunduran diri Tisha pun menuai banyak komentar. Ketua Umum PSSI mengatakan dirinya menghargai keputusan Tisha. Ia pun mengucapkan terima kasih mewakili PSSI kepada Tisha atas pengabdiannya selama ini.

“Saya menghargai keputusan dari saudari Ratu Tisha. PSSI mengucapkan terima kasih kepada Ratu Tisha atas pengabdiannya sebagai Sekjen,” beber Iwan Bule.

Kabar mundurnya Tisha sebenarnya sudah berhembus sebelumnya. Ternyata desas-desus tersebut menjadi nyata.

Dalam keterangannya setelah pengunduran diri itu, Tisha mengatakan dirinya sudah ikut melakukan sejumlah hal untuk sepak bola Indonesia.

“Bersama-sama kita telah memeriahkan kursus kepelatihan dan perwasitan di berbagai provinsi, memutar rantai Amatir dan Elit Usia Muda, membangun kerjasama dengan federasi kelas dunia,” ungkap Tisha memberi contoh.

Selain itu ia juga menyebut keterpilihan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 sebagai salah satu bagian dari kontribusinya.

“Lalu menghidupkan lini usaha kreatif, mengibarkan kembali sepakbola putri, dan puncaknya adalah terpilihnya Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20,” sambungnya.

Ia mengatakan bahwa kecintaannya pada dunia sepak bola tak akan memudar.

“Hati saya, kalau dibelah, isinya hanya sepakbola. I have loved you for a thousand years, and I will love you for a thousand more. Because we love football,” pungkasnya.

Nasib Kompetisi Eropa Ditentukan Pekan Ini

Apakan Liga Champions dan Liga Europa musim ini bakal berlanjut lagi? Atau sebaliknya, kompetisi-kompetisi itu akan dihentikan?

Publik masih bertanya-tanya terkait kelanjutan dua kompetisi bergengsi di benua biru itu. Pihak Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) pun belum mengambil keputusan.

Pihak UEFA mengklaim baru akan mengambil keputusan terkait nasib dua kompetisi itu saat rapat pada akhir April ini. Rapat ini akan diikuti oleh 55 anggota UEFA dan dilakukan secara online.

“Komite Eksekutif UEFA akan bertemu via konferensi video pada Kamis 23 April mendatang untuk menggelar rapat pembaruan membahas perkembangan terkini terkait dampak yang dipicu oleh wabah virus Corona di sepakbola Eropa,” ungkap pihak UEFA.

Lebih lanjut UEFA mengatakan pertemuan itu memiliki sejumlah agenda. Tidak hanya membahas nasib kompetisi Eropa tetapi juga kompetisi domestik di negara-negara Eropa.

“Pertemuan ini akan meninjau perkembangan baik di kompetisi domestik dan Eropa. Komunikasi lebih jauh akan disampaikan, jika diperlukan, menyusul pertemuan Komite Eksekutif UEFA,” lanjut UEFA.

Sebelumnya berhembus rumor yang menyebutkan UEFA  telah mengeluarkan keputusan terkait tenggat waktu pelaksanaan kedua kompetisi itu yakni hingga 3 Agustus 2020.

Namun demikian kabar ini lantas dibantah oleh otoritas tertinggi di sepak bola Eropa itu. “Telah dilaporkan bahwa Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, mengatakan kepada ZDF di Jerman bahwa Liga Champions UEFA harus selesai pada 3 Agustus. Ini tidak benar. Sudah sangat jelas, Presiden tidak menentukan tanggal yang tepat untuk mengakhiri musim,” ungkap pihak UEFA.

Lebih lanjut pihak UEFA mengatakan saat ini pihaknya masih menganalisis semua pilihan bagaimana untuk mengakhiri musim ini. Saat ini UEFA intensif berkomunikasi dengan asosiasi klub Eropa dan liga-liga Eropa terkait hal ini. Namun demikian UEFA mengatakan yang terpenting saat ini bukan sepak bola tetapi kesehatan masyarakat.

“UEFA saat ini sedang menganalisis semua opsi untuk menyelesaikan musim domestik dan Eropa, bersama Asosiasi Klub Eropa dan liga-liga di Eropa dalam tim yang dibuat pada 17 Maret. Prioritas utama semua anggota tim adalah menjaga kesehatan masyarakat,” lanjut UEFA.

Saat ini pihaknya dan para pihak terkait sedang mencari solusi kalander agar semua kompetisi bisa dituntaskan. Salah satu opsi yang sedang ditawarkan adalah pelaksaan kompetisi itu pada Juli dan Agustus.

“Sebagai tindak lanjutnya adalah mencari solusi kalender untuk menyelesaikan semua kompetisi. Opsi yang saat ini sedang dipelajari adalah memainkan pertandingan pada Juli dan Agustus jika diperlukan, tergantung pada tanggal memulai ulang kegiatan dan mendapat izin dari otoritas nasional,” sambung UEFA.

Gara-gara Corona, Degradasi La Liga Musim Ini Diminta Ditiadakan

Apakah anda setuju bila kompetisi La Liga musim ini diakhiri saja? Sementara itu untuk tim-tim penghuni dasar klasemen di tabel klasemen sementara mendapat pengecualian untuk tetap bertahan di kasta teratas alias tidak terdegradasi.

Demikian salah satu usulan yang datang dari mantan pemain Barcelona. Hal ini didasarkan pada situasi dunia umumnya dan Spanyol khususnya yang masih berhadapan dengan pandemi Corona atau Covid-19.

Legenda Barcelona, Hristo Stoichkov menghentikan kompetisi sebagai pilihan tepat untuk menghindari penyebaran Corona. Baginya yang terpenting adalah kedisiplinan alih-alih ketakutan.

“Kami tidak butuh ketakutan, tapi kami butuh disiplin. Jika kita melihat bagaimana situasinya, dengan pertandingan yang sudah dimainkan, yang paling adil adalah mengakhiri LaLiga seperti apa adanya sekarang,” bebernya.

Selain menyarankan kompetisi tersebut dihentikan, Stoichkov juga memberikan anjuran terkait penentuan gelar juara. Ia menyarankan agar Barcelona ditetapkan sebagai juara musim ini. Saat ini Barcelona berstatus pemuncak klasemen sementara dengan raihan 58 poin dari 27 pertandingan. Barcelona unggul dua angka dari Real Madrid di urutan kedua.

“Di bawah, banyak yang masih bisa menghindari degradasi, ada banyak pertandingan tersisa,” ungkapnya.

Lantas bagaimana dengan degradasi dan promosi? Stoichkov menganjurkan untuk meniadakan degradasi musim ini. Sementara itu dua tim teratas di Divisi Segunda dipromosikan ke La Liga.

“Jadi liga bisa tetap seperti ini, dengan tidak ada degradasi dan dua tim teratas di Segunda promosi dan membuat liga punya 22 peserta. Karena mereka (Cadiz dan Real Zaragoza) sudah bekerja keras dan memenangi banyak pertandingan,” ungkapnya.

Saat ini klub-klub peserta sedang berjuang menghadapi terpaan wabah corona. Begitu juga para pemain. Bahkan sejumlah klub La Liga mengambil kebijakan untuk memangkas gaji karyawan. Salah sejumlah klub yang mengambil kebijakan tersebut di antaranya Atletico Madrid.

Sebagaimana dikatakan CEO Atletico, Gil Marin, saat ini pihaknya memangkas gaji dengan melihat kondisi yang terjadi saat ini.

“Situasi seserius ini memaksa kami membuat keputusan sulit yang dibutuhkan untuk kebaikan klub. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang di klub atas usaha spesialnya selama masa-masa sulit ini,” beber Marin.

Lebih lanjut Marin mengatakan hal ini ditempuh untuk menjamin kondisi finansial klub.

“Sayangnya, dan dengan tujuan utama menjamin keberlangsungan klub, kami terpaksa meminta pemotongan gaji sementara untuk profesi yang tidak bisa menjalankan tugasnya karena situasi darurat di negara ini, karena mereka menghentikan aktivitas sepenuhnya, begitu juga mereka yang jam kerjanya berkurang.”

Legenda Barcelona Ini Sesungguhnya Tak Ingin Jadi Kiper

Nama besar Victor Valdes di jagad sepak bola dunia tak diragukan lagi. Ya, ia adalah salah satu kiper terbaik yang pernah ada. Pria asal Spanyol ini ikut andil dalam mengantar Barcelona meraih sejumlah gelar juara baik di pentas domestik maupun Eropa.

Tidak hanya itu Valdes juga menjadi langganan di timnas Spanyol pada masanya. Ia ikut andil mengantar Spanyol menjadi juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.

Namun demikian bila memutar kembali roda waktu, mantan kiper Manchester United itu sebenarnya tidak ingin menjadi kiper. Saat ditanya bila terlahir kembali ingin menjadi apa, Valdes tegas mengatakan tidak ingin menjadi penjaga gawang.

“Jika aku terlahir kembali, aku takkan jadi kiper,” beber Valdes.

Lebih lanjut Valdes mengatakan tidak mudah menjadi kiper. Ia sampai harus membutuhkan banyak dukungan dan dorongan untuk bisa menjadi seorang kiper hebat.

“Itu bukanlah jalan yang mudah dan tidak memberiku ganjaran yang cukup atas penderitaan bertahun-tahun. Ada hari-hari di mana aku enggan berada di sana. Aku bermain karena mereka meyakinkanku semasa masih muda dan aku menerima jalan tersebut,” sambungnya.

Lebih dari itu secara pribadi Valdes tidak ingin mendapat tekanan. Ia tidak ingin mendapatkan pujian terlalu tinggi untuk apa yang diraih bukan karena perjuangan dan kerja kerasnya semata.

“Aku tak suka ketenaran. Aku tidak nyaman ketika mereka memberiku sanjungan yang teramat tinggi, apalagi karena itu bukanlah semata kontribusi diriku; sepakbola adalah sebuah permainan tim,” tegasnya.

Setelah menuntaskan kariernya sebagai pemain profesional, Valdes sempat mendapat kepercayaan untuk menangani tim muda Barcelona. Ia dipercaya menjadi pelatih Tim U-19 Barcelona. Namun demikian kariernya sebagai pelatih tamat pada tahun 2019 setelah Barcelona memecatnya dari jabatan tersebut.

“Pada hari Senin, Barcelona sudah memberitahu kepada Victor Valdes bahwa dia tidak lagi jadi pelatih Tim U-19A sekaligus pegawai klub ini,” ungkap pihak Barcelona terkait pemecatan tersebut.

Pemecatan tersebut tidak lain karena gagalnya ia memberikan prestasi kepada tim muda Barcelona. Posisinya pun digantikan oleh sosok yang sudah lama mengenal akademi Barcelona, La Masia.

Sementara itu ketika dimintai komentar terkait rumor transfer Neymar ke Barcelona, Valdes mengatakan dirinya cukup mengenal pemain tersebut.

“Apa yang bisa saya katakan pada anda mengenai Neymar? Saya menghabiskan waktu setahun dengannya dan dia selalu menonjol, itu merupakan suatu hal yang mesti anda apresiasi,” tandas Valdes.

Kesalnya Eks Atletico Terhadap Wabah Corona di Italia

Italia merupakan salah satu negara yang paling terdampak wabah corona atau Covid-19. Jumlah penderita dan korban meninggal di negara tersebut menginjak angka ribuan. Situasi ini sampai-sampai membuat bek Inter Milan, Diego Godin angkat bicara.

Pemain asal Uruguay itu mengaku kesal dengan lambannya pemerintah menangani wabah tersebut. Selain karena kelalaian masyarakat yang meremehkan wabah tersebut, ia juga menyesali lambannya pemerintah menangani wabah tersebut.

“Itu bukan masalah besar pada awalnya. Semua orang mengira itu masalah di Cina dan tidak akan menyebar ke negara lain,” beber Godin.

Lebih lanjut mantan bek Atletico Madrid itu mengatakan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah Italia sangat lambat. Ia menyayangkan hal tersebut.

“Langkah-langkah yang diberlakukan sangat, sangat lambat. Kami disuruh mengambil tindakan pencegahan, tetapi di tingkat pemerintah tidak ada tindakan drastis yang diambil, yang akan mencegah apa yang mungkin terjadi,” sambungnya.

Saat ini Godin sudah kembali ke negara asalnya. Sebelum itu ia menjalani karantina selama dua pekan. Tak lupa pula Godin memberikan dukungan kepada para tenaga medis yang beberapa dari antaranya harus kehilangan nyawa.

“Pekerjaan yang dilakukan para dokter dan mereka semua dalam pelayanan kesehatan sangat mengesankan,” sambungnya.

Pemain belakang berusia 34 tahun itu mengatakan para dokter dan tenaga medis adalah pahlawan. Merekalah yang berada di garda terdepan untuk menghadapi pandemi ini.

“Apa pun yang dilakukan untuk menghormati mereka akan muncul secepatnya. Mereka adalah pahlawan nyata hari ini. Gambar-gambar dari apa yang telah mereka lakukan benar-benar membuat tergugah,” sambungnya.

Sebelumnya Godin mengkritik langkah pemerintah yang tidak mengambil tindakan tegas, termasuk memberhentikan kompetisi Serie A segera setelah negara tersebut terdampak corona.

“Kami terekspos sampai momen-momen terakhir. Mereka memilih untuk terus melanjutkan kompetisi, untuk melihat apakah kami bisa terus bermain, sampai situasi tak bisa dipertahankan dan sistem kesehatan kolaps,” ungkapnya.

“Kami terus bermain selama beberapa pekan, kami terus berlatih, dan bertanding secara tertutup sampai Rugani dinyatakan positif oleh tes. Baru sampai titik itulah kompetisi berhenti,” tegasnya.

Situasi ini tentu membuat penyebaran semakin luas. Tidak hanya itu ia menilai banyak pemain juga yang bakal tertular virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China itu. Untuk itu pihak klub sempat mengkarantina mereka untuk memastikan tidak ada penularan dari satu pemain ke pemain lain.

Kita berharap pandemi ini segera berakhir. Para pemain bisa berkompetisi lagi. Serie A pun bisa bergulir lagi. Namun kapan roda kompetisi tersebut bisa berputar lagi?

Bos La Liga Harap Kompetisi Kembali Gulir di Bulan Ini

Saat ini para pencinta sepak bola dunia tentu bertanya-tanya kapan kompetisi sepak bola di berbagai negara bisa kembali bergulir, tidak terkecuali La Liga Spanyol. Pandemi corona atau Covid-19 yang masih terjadi membuat pertanyaan itu belum juga mendapat jawaban pasti.

Namun demikian untuk La Liga sudah mendapat sedikit gambaran kapan bisa bergulir lagi. CEO Mediapro memberikan informasi bahwa kompetisi tersebut bakal bergulir lagi pada Juli mendatang. Mediapro merupakan pemegang hak siar Liga Spanyol.

Sebagaimana dikatakan CEO Mediapro, Jaume Roures, dirinya berharap kompetisi tersebut kembali bergulir pada Juli 2020 nanti. Ia mengatakan hal ini dengan mempertimbangkan kesehatan semua orang.

“Saya berharap sepak bola kembali digulirkan pada Juli. Saya katakan Juli karena mempertimbangkan kondisi kesehatan semua orang,” beber Roures.

Lebih lanjut ia menyarankan sebelum kompetisi resmi dimulai, klub-klub peserta sebaiknya menggelar pramusim. Hal ini penting untuk membuat para pemain bisa mendapatkan kembali ritme setelah beberapa lama tak beraktivitas di lapangan sepak bola alias di rumah saja.

“Pastinya akan kembali digelar tanpa penonton. Sebaiknya sebelum itu bergulir, mereka melakukan pra-musim. Setelah sekian lama di rumah, mereka tidak bisa langsung bermain dan seolah-olah tak ada yang terjadi,” sambungnya.

Meski begitu pandangan Roures ini didasarkan pada asumsi pribadi. Belum ada penelitian valid dan ilmiah terkait kapan wabah tersebut benar-benar akan berakhir. Ada juga kemungkinan terburuk yakni para pemain tidak bisa menyelesaikan musim kompetisi ini. Hal ini berlaku untuk para pemain yang masih berstatus positif corona.

“Jika dalam tes lanjutan La Liga ada pemain yang kembali positif Virus Corona, mereka harus menyerah dan mengucapkan selamat tinggal pada musim ini,” tegasnya.

Saat ini klub-klub peserta sedang berjuang menghadapi terpaan wabah corona. Begitu juga para pemain. Bahkan sejumlah klub La Liga mengambil kebijakan untuk memangkas gaji karyawan. Salah sejumlah klub yang mengambil kebijakan tersebut di antaranya Atletico Madrid.

Sebagaimana dikatakan CEO Atletico, Gil Marin, saat ini pihaknya memangkas gaji dengan melihat kondisi yang terjadi saat ini.

“Situasi seserius ini memaksa kami membuat keputusan sulit yang dibutuhkan untuk kebaikan klub. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang di klub atas usaha spesialnya selama masa-masa sulit ini,” beber Marin.

Lebih lanjut Marin mengatakan hal ini ditempuh untuk menjamin kondisi finansial klub.

“Sayangnya, dan dengan tujuan utama menjamin keberlangsungan klub, kami terpaksa meminta pemotongan gaji sementara untuk profesi yang tidak bisa menjalankan tugasnya karena situasi darurat di negara ini, karena mereka menghentikan aktivitas sepenuhnya, begitu juga mereka yang jam kerjanya berkurang.”

Tak Dapat Tempat di Timnas, Pemain Ini Malah Sindir Giroud

Saat ini berkembang polemik antara dua pemain asal Prancis yakni Karim Benzema dan Olivier Giroud. Kedua pemain ini terlibat perang komentar. Mula-mula Benzema yang mengeluarkan sindiran yang menyebut dirinya ibarat mobil F1, sementara Giroud tak ubahnya mobil gokart.

“Kalian tidak menyamakan F1 dengan gokart. Dan ini saya lagi baik. Saya yang F1,” beber Benzema.

Komentar ini kemudian berkembang luas. Muncul komentar hingga analisis untuk membedah pernyataan tersebut. Apakah benar analogi tersebut? Apakah Benzema lebih moncer ketimbang Giroud.

Bisa jadi komentar ini merupakan kelanjutan dari keputusan Federasi Sepak Bola Prancis yang tak memasukan Benzema dalam daftar pemain timnas di Piala Dunia beberapa waktu lalu. Sementara itu Giroud justru masuk dalam daftar pemain Les Blues.

Benzema memang sudah tidak lagi mendapat tempat di timnas Ayam Jantan. Presiden France Football Federation, Noel le Graet sudah mengatakan dengan jelas terkait masa depan pemain Real Madrid itu di tim nasional.

“Bagi saya Benzema adalah pemain yang hebat dan kualitasnya sudah terbukti. Dia membuktikannya bersama Real Madrid, tapi petualangannya di timnas Prancis sudah tamat,” beber Graet.

Kehadiran Giroud di timnas Prancis untuk menggantikan Benzema pun menuai polemik, termasuk dari penggemar timnas Prancis. Sebagiamana dikatakan Giroud, pada Piala Dunia 2016 lalu, ia mendapat sambutan negatif dari para penggemar Prancis.

“Ya, saya tahu bagaimana situasinya. Mereka pun mengejek saya dan meneriakkan ‘booo’. Saya tahu mereka bukan anti-Giroud tapi pro-Benzema,” beber Giroud.

Sementara itu terkait kehadiran Giroud di timnas Prancis, pelatih Prancis, Didier Deschamps memiliki pandangan dan harapan tersendiri. Menurut Deschamps tugas Giroud di timnas bukan hanya mencetak gol.

“Tugas dia bukan hanya mencetak gol. Dia bisa membuka ruang, mengobrak-abrik pertahanan lawan, dan membuat tim menang,” beber Deschamps.

Sementara itu terkait polemik yang tengah beredar saat ini Benzema pun kembali berkomentar. Menurutnya, ia hanya berkata jujur terkait rekan senegaranya itu.

“Saya cuma berkata sejujurnya soal Giroud. Tapi kita tidak mengingat apa yang saya katakan soalnya, khususnya karena kontribusi dia untuk timnas Prancis,” beber Giroud.

“Orang-orang cuma akan mengingat ketika saya bilang saya adalah mobil F1 dan dia gokar. Itu yang saya pikirkan, itulah kenyataannya, dan memang seperti itu,” sambungnya.

Lebih lanjut Benzema mengatakan publik tentu akan membandingkannya dengan mantan bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo. Menurutnya perbandingan antara dirinya dengan Ronaldo sama seperti yang dikatakan tentang dirinya dan Giroud.

Diincar Juventus dan Madrid, Kane Dinilai Lebih Pas ke Klub Ini

Kemampuan Harry Kane tak diragukan lagi. Bintang Tottenham Hotspur itu sudah menjelma menjadi salah satu bintang dunia. Tidak hanya itu ia pun menjadi salah satu pemain dengan banderol harga tinggi saat ini.

Meski begitu Kane belum juga meraih gelar bersama klubnya saat ini. Untuk itu pilihan meninggalkan klub tersebut dan berlabuh dengan klub besar lainnya dinilai tepat. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh mantan pemain Manchester United, Rio Ferdinand.

Sosok yang dikenal sebagai bek tangguh tersebut menyarankan Kane untuk pindah ke klub Liga Inggris lainnya. Klub itu tidak lain adalah mantan klubnya, Manchester United.

Menurut Ferdinand, Kane memang menorehkan banyak rekor gol, namun ia belum mampu meraih gelar bersama klub tersebut. Hal ini membuatnya frustrasi.

“Harry Kane punya banyak rekor gol tapi tidak memiliki piala yang dimenangi. Dia frustasi,” beber Ferdinand.

Saat ini Kane menjadi salah satu pemain yang diincar banyak klub besar. Selain Manchester United, pemain tim nasional Inggris itu juga masuk dalam incaran klub-klub besar La Liga dan Serie A. beberapa dari antaranya adalah Real Madrid dan Juventus. Meski begitu Kane dinilai lebih pas bersergam Setan Merah.

“Mungkin Juventus dan Real Madrid menginginkannya. Tapi menurutku, Harry Kane sempurna untuk Manchester United,” beber Ferdinand.

Bila Kane bergabung dengan United maka lini depan klub tersebut akan sangat berbahaya. Kane akan menyempurnakan lini serang Setan Merah yang kini dihuni Anthony Martial dan Marcus Rashford. Namun demikian Ferdinand menyadari mahar untuk mendapatkan Kane jelas tidak murah.

“Mungkin harga Harry Kane kini sekitar 100-an juta euro,” tegas Ferdinand.

Sementara itu terkait masa depan di Tottenham Hotspur Stadium, Kane pernah mengutarakan isi hatinya. Kane mengatakan dirinya selalu mencintai Spurs. Ia mengisyaratkan akan hengkang bila klub tak juga mampu meraih prestasi.

“Saya selalu mencintai Spurs, tapi itu hal yang berbeda ya. Saya selalu katakan jika saya merasa kami tidak berkembang sebagai tim atau menuju arah yang lebih baik, saya tentu tak mau begitu saja bertahan,” beber Kane.

Lebih lanjut ia mengatakan dirinya merupakan sosok ambisius. Masa depannya bersama Spurs tentu bergantung pada prestasi klub tersebut.

“Saya pemain yang ambisius, saya ingin menjadi lebih baik lagi. Saya mau menjadi pemain top sekali, jadi ini semua tergantung ada tim dan seberapa jauh perkembangannya. Jadi, bukan berarti saya akan bertahan di sini selamanya,” tegasnya.

Menurut anda, bila hengkang, klub mana yang lebih tepat untuk Kane?

 

UEFA Pertimbangkan Lanjutan Liga Champions dan Liga Europa Tanpa Penonton

Para pencinta sepak bola  Eropa sedang menanti bagaimana kelanjutan Liga Champions Eropa dan Liga Europa. Apakah kedua kompetisi itu akan benar-benar terhenti? Atau akan dilanjutkan tetapi dengan sejumlah penyesuaian?

Sepertinya pilihan kedua bakal diambil. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Presiden UEFA, Aleksandar Ceferin. Menurut Ceferin, kedua kompetisi itu harus diselesaikan. Pilihannya adalah lebih baik menyelesaikan kompetisi tersebut dengan sejumlah penyesuaian ketimbang tidak dimainkan sama sekali.

Salah satu pilihan adalah tetap memaksakan kompetisi tersebut dilanjutkan meski tanpa penonton sekalipun. Hal ini dinilai lebih baik dari pada kompetisi musim ini tak menentu.

“Kami sedang menunggu perkembangan dari situasi mengerikan ini di dunia, dan terutama di Eropa,” beber Ceferin.

Lebih lanjut ia mengatakan opsi ini bukan yang terbaik. Sulit membayangkan pertandingan sepak bola tanpa penonton.

“Sepakbola memang tidak sama tanpa fans, tapi sudah pasti lebih baik bermain dengan fans daripada tanpa mereka. Faktanya memang sepakbola sepenuhnya tidak sama tanpa penonton.”

Namun demikian baginya lebih baik mengambil kebijakan tersebut, ketimbang tidak memainkan sama sekali. Para penonton bisa menyaksikan laga-laga tersebut melalui saluran televisi.

“Tapi masih lebih baik memainkan pertandingan secara tertutup dan menyaksikannya melalui televisi, hal yang orang-orang butuhkan dan inginkan karena sepakbola memberikan energi positif di rumah mereka, daripada tidak memainkannya sama sekali,” sambungnya.

Ia mengatakan saat ini pihaknya tengah mempertimbangkan untuk menggulirkan kembali kedua kompetisi itu pada Juli atau Agustus. Menunda terlalu lama bukan hal yang pas karena bisa mempengaruhi jalannya kompetisi di musim berikutnya

“Itulah apa yang orang-orang inginkan, membawa energi positif dan akan dimainkan pada Juli atau Agustus. Kami tidak bisa memainkannya pada September atau Oktober,” bebernya lagi.

Mantan kiper Real Madrid, Iker Casillas pun memberikan saran, terutama terkait kelanjutan Liga Europa dan Liga Champions musim ini.

Sebagaimana diketahui saat ini Liga Europa dan Liga Champions terhenti. Liga Europa belum menyelesaikan babak 32 besar saat corona merebak. Sementara itu Liga Champions belum juga menuntaskan babak 16 besar.

Menurut Casillas ada baiknya kedua kompetisi itu melakukan penyesuaian. Ia bahkan menawarkan agar pertandingan final kedua turnamen tersebut digelar pada akhir tahun.

“Bagaimana kita menemukan solusi untuk sepakbola Eropa? Membatalkan musim? Menggelar kompetisi di satu tahun kalender?” ungkap Casillas di jejaring sosial twitter-nya.

Ia menganjurkan hal ini dengan perhitungan kompetisi bisa kembali bergulir dalam empat bulan ke depan. Selanjutnya kompetisi tersebut kembali bergulir untuk memainkan sisa pertandingan hingga laga pamungkas pada akhir tahun nanti.

Penjelasan UEFA Terkait Tenggat Waktu Liga Champions Musim Ini

Seperti kompetisi sepak bola domestik, Liga Champions Eropa dan Liga Europa pun bernasib sama. Sama-sama ditangguhkan untuk sementara. Liga Champions hanya sempat bergulir hingga babak 16 besar. Sementara Liga Europa baru memasuki babak 32 besar. Kedua kompetisi itu pun belum benar-benar menuntaskan babak-babak tersebut.

Kini berhembus kabar terkait kelanjutan kedua kompetisi itu. Ada rumor yang menyebutkan Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) telah mengeluarkan keputusan terkait tenggat waktu pelaksanaan kedua kompetisi itu yakni hingga 3 Agustus 2020.

Namun demikian kabar ini lantas dibantah oleh otoritas tertinggi di sepak bola Eropa itu. “Telah dilaporkan bahwa Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, mengatakan kepada ZDF di Jerman bahwa Liga Champions UEFA harus selesai pada 3 Agustus. Ini tidak benar. Sudah sangat jelas, Presiden tidak menentukan tanggal yang tepat untuk mengakhiri musim,” ungkap pihak UEFA.

Lebih lanjut pihak UEFA mengatakan saat ini pihaknya masih menganalisis semua pilihan bagaimana untuk mengakhiri musim ini. Saat ini UEFA intensif berkomunikasi dengan asosiasi klub Eropa dan liga-liga Eropa terkait hal ini. Namun demikian UEFA mengatakan yang terpenting saat ini bukan sepak bola tetapi kesehatan masyarakat.

“UEFA saat ini sedang menganalisis semua opsi untuk menyelesaikan musim domestik dan Eropa, bersama Asosiasi Klub Eropa dan liga-liga di Eropa dalam tim yang dibuat pada 17 Maret. Prioritas utama semua anggota tim adalah menjaga kesehatan masyarakat,” lanjut UEFA.

Saat ini pihaknya dan para pihak terkait sedang mencari solusi kalander agar semua kompetisi bisa dituntaskan. Salah satu opsi yang sedang ditawarkan adalah pelaksaan kompetisi itu pada Juli dan Agustus.

“Sebagai tindak lanjutnya adalah mencari solusi kalender untuk menyelesaikan semua kompetisi. Opsi yang saat ini sedang dipelajari adalah memainkan pertandingan pada Juli dan Agustus jika diperlukan, tergantung pada tanggal memulai ulang kegiatan dan mendapat izin dari otoritas nasional,” sambung UEFA.

Pihak UEFA optimistis badai corona akan berakhir. Sementara itu kompetisi-kompetisi bisa bergulir lagi. Hal yang terjadi sementara ini dengan kompetisi-kompetisi domestik diambil secara mendadak.

“Kami yakin bahwa sepakbola dapat dimulai kembali di bulan-bulan mendatang, dengan kondisi yang akan ditentukan otoritas publik, dan yakin setiap keputusan untuk menghentikan kompetisi domestik, pada tahap ini, prematur dan tidak dibenarkan,” pungkas UEFA.

Ada yang menganjurkan agar kompetisi ini berlanjut di bulan-bulan tersebut dengan pertandingan final digelar pada akhir tahun. Ini merupakan anjuran dari mantan pemain Real Madrid, Iker Casillas. Opsi mana yang akhirnya dipilih? Kita tunggu saja.